News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Kekacauan di Israel, Pengunjuk Rasa Sayap Kanan Serbu Markas Militer

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara dan polisi Israel bentrok dengan pengunjuk rasa sayap kanan setelah mereka menerobos masuk ke pangkalan militer Beit Lid pada 29 Juli 2024 di Kfar Yona.

TRIBUNNEWS.COM - Kekacauan terjadi selama beberapa jam di Israel pada hari Senin (29/7/2024), di mana pengunjuk rasa sayap kanan menerobos pangkalan militer.

Pangkalan militer yang diserbu pengunjuk rasa tersebut merupakan tempat militan Hamas ditahan dan pangkalan lain yang menjadi tempat pengadilan militer Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Axios melaporkan.

Selama sekitar 12 jam, Israel tenggelam dalam kerusuhan.

Jaringan televisi lokal menyiarkan langsung dari tempat kejadian.

Akibatnya, para pemimpin militer Israel terpaksa mengalihkan fokus mereka dari persiapan untuk kemungkinan serangan terhadap Hizbullah, ke perlindungan pangkalan mereka sendiri dari kekacauan dalam negeri.

Kronologi kerusuhan

Insiden ini bermula ketika polisi militer Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menahan 9 prajurit cadangan yang bertugas di unit "Force 100" di pangkalan militer Sde Teiman.

Sebagai informasi, Sde Teiman digunakan sebagai fasilitas penahanan bagi militan Hamas yang terlibat dalam serangan pada tanggal 7 Oktober.

Orang-orang yang ditangkap oleh IDF di Gaza juga telah dibawa ke pangkalan tersebut untuk diinterogasi.

Demonstran sayap kanan Israel, beberapa dari mereka mengenakan seragam militer dan membawa senjata, berkumpul di luar pangkalan militer Bayt Lid saat mereka memprotes penahanan untuk diinterogasi terhadap prajurit cadangan militer yang diduga melakukan penganiayaan terhadap seorang tahanan setelah serangan 7 Oktober di Israel, pada 29 Juli 2024 di Kfar Yona. (Oren Ziv / AFP)

Beberapa laporan di media Israel dan internasional menyatakan ada pelanggaran hak asasi manusia di Sde Teiman, yang oleh beberapa organisasi hak asasi manusia disebut sebagai "Guantanamo Israel."

Haaretz melaporkan lebih dari 30 tahanan tewas di fasilitas tersebut sejak 7 Oktober.

Baca juga: Markas IDF Digeruduk Demonstran Bersenjata, Presiden Israel Kecewa: Hanya Buat Musuh Senang

IDF telah mulai menutup pusat penahanan tersebut dalam beberapa minggu terakhir setelah menghadapi kritik internasional.

Organisasi hak asasi manusia Israel juga mengajukan banding ke Mahkamah Agung negara tersebut tentang dugaan pelanggaran di pusat penahanan tersebut.

9 Prajurit Cadangan Diduga Melakukan Tindak Kekerasan terhadap Tahanan

Beberapa minggu lalu, polisi militer menyelidiki 9 prajurit cadangan yang diduga melakukan kekerasan terhadap tahanan Palestina.

Penyelidikan dimulai setelah seorang anggota Hamas yang ditahan di Sde Teiman dilarikan ke rumah sakit karena mengalami pendarahan di salah satu bagian vital tubuhnya, demikian dilaporkan media Israel.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini