News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Panik Diancam Erdogan, Israel Minta Turki Dikeluarkan dari NATO

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Turki dan Ketua Partai AK Recep Tayyip Erdogan memegang tanda yang menunjukkan evolusi tanah Israel dan Palestina pada peta pada pertemuan kelompok partainya di Majelis Agung Nasional Turki di Ankara pada 11 Oktober 2023.

TRIBUNNEWS.COM - Menteri luar negeri Israel mendesak NATO untuk mengeluarkan Turki dari aliansi tersebut, Senin (29/7/2024), Reuters melaporkan.

Permintaan ini dilakukan setelah Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengancam negaranya akan memasuki Israel sebagaimana negaranya memasuki Libya dan Nagorno-Karabakh di masa lalu.

"Mengingat ancaman Presiden Turki Erdogan untuk menyerang Israel dan retorikanya yang berbahaya, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz menginstruksikan para diplomat untuk segera terlibat dengan semua anggota NATO, menyerukan kecaman terhadap Turki dan menuntut pengusirannya dari aliansi regional tersebut," kata kementerian tersebut.

"Erdogan mengikuti jejak Saddam Hussein dan mengancam akan menyerang Israel. Dia harus mengingat apa yang terjadi di sana dan bagaimana itu berakhir," kata Katz dalam pernyataan tersebut.

Sebelumnya, Erdogan, yang kerap melontarkan kritik keras terhadap perang Israel melawan Hamas di Gaza, berpidato di depan partainya pada hari Minggu.

"Kita harus sangat kuat agar Israel tidak dapat melakukan hal-hal konyol ini terhadap Palestina."

"Sama seperti kita memasuki Karabakh, sama seperti kita memasuki Libya, kita mungkin melakukan hal serupa kepada mereka."

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (IG @rterdogan)

Erdogan tidak menjelaskan jenis intervensi apa yang dia maksud.

Mengutip POLITICO, Turki bergabung dengan NATO pada tahun 1952 dan memiliki angkatan darat terbesar kedua di aliansi tersebut.

NATO tidak memiliki mekanisme khusus untuk menangguhkan atau mengeluarkan anggotanya, meskipun anggota dapat mengundurkan diri secara sukarela.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menepis kemungkinan pembentukan mekanisme semacam itu pada tahun 2021, dengan mengatakan hal itu tidak akan pernah terjadi.

Baca juga: Peringatan Keras, Turki Ancam Serbu Israel demi Bantu Warga Gaza, Erdogan: Kita Harus Kuat

Hubungan Turki dan Israel

Bulan Mei lalu, Turki mengatakan mereka akan menghentikan semua perdagangan bilateral dengan Israel hingga perang berakhir dan bantuan dapat mengalir tanpa hambatan ke Gaza.

Perdagangan antara kedua negara bernilai hampir $7 miliar tahun lalu, lapor BBC.

Menteri Perdagangan Turki Omer Bolat mengkritik sikap tak kenal kompromi Israel terhadap gencatan senjata, serta situasi kemanusiaan di kota Rafah, Gaza selatan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini