Tangannya terluka pada tanggal 6 September 2003 setelah serangan Israel yang menargetkan beberapa pemimpin Hamas, termasuk Sheikh Yassin.
Israel juga mengebom rumahnya di Jalur Gaza beberapa kali dalam perang di Jalur Gaza yang terkepung dalam upaya untuk membunuhnya.
Abdul Aziz Al-Rantisi
Israel menangkapnya beberapa kali, dan mendeportasinya ke Marj al-Zuhur di Lebanon selatan bersama sekelompok pemimpin dan aktivis Palestina pada tahun 1992.
Sekembalinya, Israel menangkapnya lagi dan dia tetap di penjara hingga tahun 1997.
Israel berusaha membunuhnya pada tahun 2003 ketika Israel menembakkan rudal ke mobilnya di Jalur Gaza, namun dia selamat dan hanya terluka.
Pendudukan Israel membunuhnya pada tanggal 17 April 2004, dalam penggerebekan terhadap mobil yang ia tumpangi saat melewati Jalan Al-Jalaa, sebelah utara Kota Gaza.
Dua rekannya juga ikut menjadi martir bersamanya.
Pembunuhan Rantisi terjadi setelah Ariel Sharon dan komandan militernya mengumumkan bahwa "semua pemimpin Hamas ada dalam daftar sasaran."
Saleh Al-Arouri
Gerakan Hamas mengumumkan pada Selasa, 2 Januari 2024, bahwa Saleh Al-Arouri, wakil kepala biro politiknya, dibunuh dalam serangan pesawat tak berawak Israel yang menargetkan sebuah gedung yang menampung kantor Hamas di Beirut, Lebanon.
Hamas menambahkan, dua komandan Brigade Izz al-Din al-Qassam juga tewas dalam serangan itu.
Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengucapkan selamat kepada tentara pendudukan Israel (IDF), Dinas Keamanan Dalam Negeri (Shin Bet), dan Badan Intelijen Luar Negeri (Mossad) atas pembunuhan Al-Arouri.
Sementara Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meminta para menteri untuk tidak mengomentari masalah tersebut.
Salah Shehadeh
Pasukan pendudukan Israel membunuh pendiri dan pemimpin pertama sayap militer Hamas, Salah Shehadeh, pada tanggal 23 Juli 2002.
Pembunuhan itu dilakukan dengan rudal yang ditembakkan oleh jet tempur F-16.