TRIBUNNEWS.COM – Maskapai penerbangan Air India menangguhkan penerbangannya ke dan dari Tel Aviv, Israel selama seminggu.
Dalam penyataan mereka hari ini, Jumat (2/8/2024), Air India menyatakan, maskapai mereka menangguhkan penerbangan tersebut dari 2 – 8 Agustus di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
"Mengingat situasi yang sedang berlangsung di beberapa wilayah Timur Tengah, kami telah menangguhkan jadwal penerbangan kami ke dan dari Tel Aviv dengan segera hingga 8 Agustus 2024,” kata mereka melalui akun X, @airindia.
Mereka mengatakan, akan terus memantau situasi dan memberi dukungan kepada penumpang mereka yang akan menuju atau dari Tel Aviv dengan keringanan biaya akibat penjadwalan ulang dan pembatalan.
“Kami terus memantau situasi dan memberikan dukungan kepada penumpang kami untuk perjalanan ke dan dari Tel Aviv selama periode ini, dengan keringanan satu kali atas biaya penjadwalan ulang dan pembatalan,” kata maskapai tersebut.
Maskapai tersebut menambahkan, keselamatan tamu dan awak tetap menjadi prioritas mereka.
“Keselamatan tamu dan awak tetap menjadi prioritas utama kami," tulis Air India dalam pernyataannya.
Dikutip dari NDTV, Air India juga telah membatalkan penerbangan terjadwal dari New Delhi ke Tel Aviv dengan alasan operasional pada Kamis (1/8/2024) malam.
Sebelumnya, Timur Tengah telah mengalami peningkatan ketegangan sejak pecahnya perang antara Israel dan kelompok Palestina Hamas pada Oktober tahun lalu.
Konflik itu telah meluas ke beberapa negara di kawasan tersebut, termasuk Iran, Lebanon, Suriah, dan Yaman.
Ketegangan semakin memanas ketika Pemimpin Politbiro Hamas Ismail Haniyeh terbunuh dalam sebuah serangan di Iran yang diduga dilakukan oleh Israel.
Baca juga: Buntut Perang Iran–Israel, Maskapai Top Dunia Batalkan Penerbangan Ke Tel Aviv
Hingga kini, Israel tidak membenarkan maupun membantah tuduhan tersebut secara langsung.
Israel juga menyerang Beirut, Lebanon pada malam sebelum serangan di Iran terjadi, Selasa (30/7/2024).
Serangan tersebut telah menewaskan Komandan Hizbullah Fuad Shukr, kelompok militan Lebanon yang didukung Iran.
Sebab itulah, konflik di antara negara-negara tersebut semakin meruncing, hingga beberapa pejabat negara di dunia khawatir akan pecahnya perang di sana.
Menyusul ketegangan konflik tersebut, banyak negara bertindak hati-hati, salah satunya dengan membatalkan penerbangan ke wilayah itu.
Beberapa di antaranya, seperti maskapai Amerika serikat, Inggris, dan Italia yang membatalkan penerbangan ke Israel.
(mg/Mardliyyah)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)