Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM , TEHERAN – Sejumlah milisi dan kelompok bersenjata Iran mengadakan pertemuan penting dengan perwakilan dari sekutunya di Lebanon, Irak, dan Yaman untuk membahas serangan balasan buntut kematian pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh.
“Perwakilan dari sekutu Iran di Palestina, Hamas dan Jihad Islam, serta gerakan Houthi yang didukung Teheran di Yaman, Hizbullah di Lebanon, dan kelompok perlawanan Irak akan menghadiri pertemuan di Teheran,” kata seorang pejabat senior Iran.
Mengutip dari Reuters, pertemuan para proksi Iran dimaksudkan untuk menemukan cara terbaik dan paling efektif guna membalas serangan rezim Zionis yang telah menargetkan pembunuhan bos Hamas Ismail Haniyeh yang tewas di Teheran.
Baca juga: Jembatan Tabiat Iran Berubah Jadi Merah, Simbol Balas Dendam Kematian Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh
Diketahui sebelumnya, Ismail Haniyeh yang dikenal sebagai pimpinan tertinggi Hamas tewas dalam serangan udara tepat setelah Ia menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian. Haniyeh tewas bersama seorang pengawalnya saat dini hari, pukul 2 pagi waktu setempat.
Media pemerintah Iran menjelaskan Haniyeh tewas lantaran diserang menggunakan proyektil berpemandu udara. Namun setelah penyelidikan lebih lanjut, terungkap fakta bahwa kematian Haniyeh disebabkan oleh bom yang diselundupkan ke ibu kota Iran, Teheran.
Merujuk laporan New York Post, bom yang menewaskan Haniyeh diselundupkan ke dalam wisma tempat petinggi Hamas ini tinggal. Bom tersebut kabarnya sudah berada di wisma tersebut dua bulan sebelum kedatangan Haniyeh dan pasukannya.
Masih belum jelas bagaimana bom tersebut bisa sampai ke tempat tinggal Haniyeh, namun imbas ledakan bom sebagian dinding eksterior rumah runtuh dan kaca jendela yang ditinggali Haniyeh pecah.
Iran Janji Balas Dendam
Pasca kematian Ismail Haniyeh diumumkan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan membalas Israel, yang dituding sebagai dalang atas pembunuhan Haniyeh. Khamenei disebut telah memerintahkan pasukan khusus Iran untuk menyerang langsung Negeri Israel.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah juga menyuarakan kemarahan serupa atas meninggalnya Haniyeh serta Fuad Shukr. Dalam pidatonya Nasrallah menegaskan bahwa pihaknya siap memulai perang telah terbuka di seluruh front.
Baca juga: Pembunuhan Ismail Haniyeh Bongkar Celah Keamanan Iran
Tak lama setelah pernyataan itu dilontarkan, Hizbullah dari Lebanon mulai melakukan serangan balasan terhadap wilayah Israel. Dilaporkan puluhan rudal telah diluncurkan dari Lebanon ke Galilea Barat pada Kamis (1/8/2024) malam.
Belum ada laporan korban jiwa akibat serangan itu, namun Situasi di Galilea mendadak menjadi mencekam saat serangan Hizbullah terjadi. Sistem pertahanan Iron Dome Israel bahkan tampak kewalahan menangkis serangan tersebut hingga memicu raungan sirine tanda darurat menggema di penjuru kota.
Israel Kelimpungan Cari Bantuan
PM Israel Benyamin Netanyahu dan militer Israel hingga kini masih enggan memberikan komentarnya terkait munculnya isu yang menyebut Israel sebagai dalam pembunuhan Ismail Haniyeh.
Namun kabarnya Israel mulai meminta bantuan sekutunya Amerika Serikat (AS), lewat panggilan telepon Israel meminta Menteri Luar negeri AS Antony Blinken melakukan upaya untuk menyelamatkan Israel dari pembalasan Iran dan Hizbullah.
Menurut informasi dari Washington Post yang dikutip TASS, belasan kapal tempur saat ini mulai dikirimkan AS untuk menjaga Israel, diantaranya ada kapal USS Theodore Roosevelt dan enam kapal perusak yang ditempatkan di Teluk Persia.
Kemudian ada pula tiga kapal pendarat dan dua kapal perusak dilengkapi dengan 4.000 marinir dan pelaut yang disiagakan di kawasan Laut Mediterania bagian timur.
“Departemen Pertahanan AS telah mengirim 12 kapal perang ke Timur Tengah, Teluk Persia, dan Laut Mediterania di tengah serangan Israel terhadap Beirut dan Teheran,” ujar laporan seorang pejabat pertahanan yang tidak disebutkan namanya.