TRIBUNNEWS.COM - Kepala Staf Militer Israel (IDF), Herzi Halevy, menyampaikan pesan ancaman kepada negara-negara di Timur Tengah agar tidak menyerang Israel.
Ia memastikan mereka akan mendapat balasan yang besar dari Israel jika berani melakukan serangan.
“Pesan kami ke seluruh Timur Tengah minggu ini… siapa pun yang menyerang warga Israel, siapa pun yang menyerang Negara Israel, kami siap bertindak lebih jauh," kata Herzi Halevy saat menilai situasi di koridor tengah Jalur Gaza bersama Komando Divisi Selatan, Komandan Divisi 252, dan komandan lainnya, Jumat (2/8/2024).
Herzi Halevy sesumbar bahwa Israel memiliki kemampuan intelijen yang kuat untuk menargetkan siapa pun yang dianggap sebagai ancaman.
"Kami memiliki informasi intelijen yang kuat, untuk melakukan penargetan, untuk melenyapkannya dan juga untuk mengambil risiko,” lanjutnya, seperti diberitakan Yemen Now.
Ia kemudian membahas serangan Israel yang membunuh Komandan Hizbullah, Fuad Shukr, di Beirut, Lebanon pada Selasa (30/7/2024) malam.
Fuad Shukr disebut sebagai orang yang dekat dengan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan merupakan musuh bebuyutan Israel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS).
"Kami menyerang di Beirut dan kami menyerang di Gaza, dan kami akan sangat kuat dalam pertahanan, dan setelah itu kami akan menyerang dengan kekuatan besar. Pesan ini adalah pesan yang sangat penting," ujar Herzi Halevy.
Ancaman Herzi Halevy muncul setelah Hizbullah mengancam akan membalas pembunuhan Fuad Shukr.
Sementara itu, Israel juga dalam kondisi siaga setelah diduga membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, ketika ia sedang beristirahat dalam kunjungannya di Teheran, Iran, Rabu (31/7/2024) sekitar pukul 02.00 waktu setempat.
"Setiap tindakan militer terhadap kami akan memiliki akibat yang besar, terlepas dari sumbernya," kata Netanyahu kepada para pejabat Israel dalam pidatonya, Kamis (1/8/2024).
Baca juga: Intelijen Iran: Israel Dapat Restu AS untuk Bunuh Bos Hamas Ismail Haniyeh di Teheran
"Israel berada dalam siaga maksimum untuk menghadapi keadaan darurat apa pun, baik yang berkaitan dengan pertahanan atau opsi serangan potensial," lanjutnya.
Ancaman Iran dan Proksinya
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei secara terbuka mengancam Israel bahwa Iran akan membalas pembunuhan Ismail Haniyeh dengan alasan serangan itu dilakukan di Teheran, ibu kota Iran.
"Membalas dendam atas darah Ismail Haniyeh adalah salah satu tugas kami karena pembunuhan terjadi di tanah kami," kata Ayatollah Ali Khamenei, Rabu.
“Rezim kriminal dan teroris Zionis menargetkan tamu tercinta di rumah kami, dan dengan demikian, dengan serangan ini, mereka mendapatkan hukuman yang paling berat," lanjutnya, seperti diberitakan Anadolu Agency.
Menyusul ancaman dari Iran dan proksinya, Herzi Halevy secara tidak langsung memperingatkan agar tidak ada negara Timur Tengah yang menyerang Israel atau mereka akan bernasib sama seperti Fuad Shukr dan Ismail Haniyeh dalam pembunuhan yang mengejutkan dunia.
Hubungan Iran, Proksi Iran dan Israel
Israel, AS, dan sekutunya menyebut kelompok perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi, kelompok perlawanan Irak, Lebanon, dan Suriah sebagai Poros Perlawanan.
Israel dan sekutunya yakin Poros Perlawanan didanai dan dikoordinasi oleh Pasukan Quds Iran untuk mempertahankan kekuatan Iran serta menekan pengaruh Israel dan AS di kawasan tersebut.
Saat ini, Israel yang didukung AS masih berlibat pertempuran dengan Hamas di Jalur Gaza, yang disusul dengan dukungan dari Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, hingga Perlawanan Islam Irak yang juga menargetkan Israel.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.480 jiwa dan 90.996 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Jumat (2/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel