Namun percobaan tersebut gagal dan Israel ditangkap oleh otoritas Yordania.
Tidak hanya itu, Israel juga harus menyediakan dan memberikan penawar racun untuk mengamankan Mossad.
Kemudian Meshaal menjadi pemimpin Hamas dari pengasingan di Suriah.
Namun pada tahun 2011, saat pemerintahan Presiden Bashar al-Asaad pecah, Meshaal memutuskan untuk meninggalkan Suriah.
Ia akhirnya menolak untuk memberikan dukungan kepada rezim Assad dan pergi ke Qatar, dikutip dari The New Arab.
Dengan keputusan Meshaal pada saat itu ternyata memperburuk hubungannya dengan Iran.
Tentunya ini menjadi sorotan bagi Hamas yang menganggap dukungan Iran adalah hal yang penting.
Meshaal akhirnya mendapati dirinya dipinggirkan oleh para pemimpin yang lebih bersedia bekerja sama dengan Iran dan menormalisasi hubungan dengan sekutunya, Suriah.
Apabila Meshaal terpilih menjadi pengganti Haniyeh, maka ia harus kembali berhubungan baik dengan Iran.
Selain Khaled Meshaal, terdapat 2 kandidat lainnya yaitu Khalil Al-Hayya dan Musa Abu Marzouk.
2. Khalil Al-Hayya
Saat ini, Khalil Al-Hayya merupakan seorang wakil pemimpin politbiro regional Hamas di gaza.
Dalam negosiasi sebelumnya, Khalil Al-Hayya telah berperan penting.
Tepatnya negosiasi ini pada tahun 2014.