TRIBUNNEWS.COM - Situasi Inggris yang kian memanas akibat munculnya kerusuhan antara warga anti imigran dan kepolisian beberapa hari belakangan ini ikut menjadi perhatian pemerintah Malaysia.
Negara tetangga Indonesia yang mayoritas beragama muslim ini pun mewanti-wanti warganya di Britania untuk berhati-hati dalam melakukan aktivitasnya.
Hal ini terjadi mengingat golongan muslim ikut menjadi sasaran utama dari kelompok sayap kanan yang pada Minggu (4/8/2024) diklaim oleh Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer sebagai biang kerok dari kerusuhan yang selama ini terjadi.
Peringatan kewaspadaan bagi warga Jiran ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Malaysia, Datuk Seri Mohamad Hasan pada Senin (5/8/2024).
Dikutip Tribunnews dari kantor berita pusat Malaysia, Bernama, Hasan menyarankan agar warga Malaysia yang tinggal atau tengah mengunjungi Inggris untuk menjauhi pusat keramaian.
Hasan terutama meminta warga Malaysia menghindari daerah-daerah yang saat ini panas karena banyaknya protes seperti area Liverpool, Manchester, Bristol, Blackpool,Hull, Belfast, Southport dan Rotherham.
Selain itu, pihak pemerintah juga menyarankan warga Malaysia yang tinggal lama di Inggris untuk rutin melaporkan statusnya pada Kedutaan Besar mereka di London untuk mempermudah pemantauan dan urusan terkait keamanan mereka.
Kementerian Luar Negeri Malaysia juga mengatakan warga yang membutuhkan bantuan konsuler dapat menghubungi Kedutaan Besar Malaysia di London yang berlokasi di 45 - 46 Belgrave Square, London, UKĀ
"Warga Malaysia disarankan untuk tidak berada di tempat yang diperkirakan akan menjadi daerah sasaran pengunjuk rasa serta tetap berhubungan dengan kantor kedutaan agar kami bisa terus mengetahui mereka dalam kondisi baik," ungkap Hasan kepada wartawan di Wisma Negeri.
Bagi warga Malaysia yang jauh dari kota London, Hasan menyarankan mereka untuk melaporkan diri melalui telepon di nomor +44 20 3931 6196 atau +44 20 7235 8033 atau email ke mwlondon@kln.gov.my.
Baca juga: Kerusuhan Meletus di Inggris dan Irlandia, KBRI London Minta WNI Harus Waspada saat Bepergian
Menlu Malaysia Buka Suara Soal Rusuh di London
Dalam wawancaranya kepada media, Hasan juga mengatakan bahwa banyaknya protes anti imigran di negara-negara Eropa saat ini menggambarkan pergesaran peta politik di benua biru.
Ia menilai kini faksi sayap kanan yang menunjukkan toleransi sangat rendah menjadi sosok dominan di eropa lantaran buruknya sistem imigrasi mereka dalam beberapa tahun belakangan ini.
Mohamad Hasan juga meminta pemerintah Malaysia untuk belajar dari banyaknya kerusuhan yang terjadi di Inggris saat ini.
Ia mengatakan kerusuhan yang terjadi tersebut adalah imbas pemerintahan Inggris yang gagal menyetop penyebaran informasi yang tidak benar di media sosial sehingga menyebabkan bahaya dan masalah bagi sebuah negara.
Seperti yang diketahui sebelumnya, gelombang aksi demonstrasi anti-imigran muslim di Inggris terus meningkat belakangan ini.
Eskalasi ini meningkat setelah terjadinya kasus penusukan di Southport, Inggris pada 29 Juli 2024 yang menewaskan 3 anak-anak dan melukai 10 orang lainnya.
Kasus penusukan tersebut diperparah dengan misinformasi bersentimen anti-imigran dan anti-muslim yang membuat mayoritas warga Inggris sayap kanan marah.
Akibat misinformasi yang terus melebar cepat dan langkah pemerintah Inggris yang seolah-olah menutupi pelaku yang merupakan remaja keturunan Imigran asal Rwanda, kerusuhan pun merebak di seantero Britania.
(Tribunnews.com/Bobby)