News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PM Bangladesh Sheikh Hasina Mundur, Kediaman Resmi Diserbu Massa

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Demonstran antikuota PNS memukuli seorang polisi selama bentrokan di Dhaka pada 18 Juli 2024. Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina mengundurkan diri pada Senin (5/8/2024), massa menyerbu kediaman resminya di Dhaka

Sedikitnya, dikutip dari Daily Star, ada enam orang tewas akibat bentrokan tersebut yang terjadi di daerah Jatrabari dan Dhaka Medical College.

Pada momen tersebut, polisi tampak melemparkan granat suara di beberapa bagian kota untuk membubarkan kelompok-kelompk kecil pengunjuk rasa, demikian laporan dari media massa lokal Bangladesh, Prothom Alo.

Sementara di tempat lain, ribuan pengunjuk rasa mengepung aparat yang ditempatkan di depan sebuah gedung pemerintahan.

Di sisi lain, bentrokan ini turut membuat Kepala Angkatan Darat Bangladesh, Jenderal Waker Uz Zaman sampai menunda pidatonya.

"Beliau sedang mengadakan pembicaraan dengan beberapa pemangku kepentingan di luar militer. Itulah sebabnya penundaan ini," kata salah satu perwira angkatan darat.

Sebelumnya, kantor juru bicara militer telah meminta kepada masyarakat untuk menahan diri sampai Waker Uz Zaman berpidato.

Pemicu Gelombang Unjuk Rasa

Para pengunjuk rasa merusak kendaraan selama protes antikuota yang sedang berlangsung di Dhaka pada 18 Juli 2024. - Mahasiswa Bangladesh membakar lembaga penyiaran negara itu pada 18 Juli, sehari setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina muncul di jaringan tersebut dalam upaya meredakan bentrokan yang meningkat yang telah menewaskan sedikitnya 32 orang. (Photo by AFP) (AFP/-)

Sebenarnya, gelombang unjuk rasa oleh mahasiswa ini telah meletus sejak hampir dua bulan lalu.

Dikutip dari CNN, protes mahasiswa yang menjurus ke anti-pemerintahan itu berawal dari aturan sistem kuota yang hanya dianggap menguntungkan keluarga dan keturunan mantan personel militer yang berjuang untuk kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan pada tahun 1971.

Padahal sistem ini sudah ditangguhkan oleh pemerintah tetapi ada gugatan di pengadilan yang justru membuka peluang lagi sistem kuota semacam itu bakal berlaku.

Baca juga: Kerusuhan di Bangladesh Tewaskan Ratusan Orang, Perdana Menteri Sheikh Hasina Salahkan Oposisi

Lantas, Mahkamah Agung Bangladesh pun akhirnya membuat keputusan untuk memerintahkan kuota untuk mantan anggota militer dikurangi dari 30 persen menjadi 5 persen.

Setelah adanya putusan tersebut, unjuk rasa pun sempat mereda dalam beberapa hari, tetapi kemudian meletus kembali dan menjurus kepada gerakan anti pemerintah.

Unjuk rasa ini menuntut keadilan bagi para korban selama demonstrasi serupa yang terjadi sebelumnya.

Sebagai informasi, dalam sebulan terakhir, 200 orang tewas hingga 10.000 orang ditangkap buntut aksi demonstrasi tersebut.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini