News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sheikh Hasina Kabur Gunakan Helikopter ke India dengan Saudaranya usai Mundur dari PM Bangladesh

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjuk rasa turun ke jalan menuntut PM Bangladesh Sheikh Hasina mengundurkan diri, 4 Agustus 2024. Sheikh Hasina kabur ke India menggunakan helikopter bersama dengan saudaranya usai menyatakan mundur sebagai PM Bangladesh.

TRIBUNNEWS.COM - Sheikh Hasina mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri (PM) Bangladesh pada Senin (5/8/2024).

Dikutip dari Reuters, mundurnya Sheik Hasina diumumkan oleh Kepala Angkatan Darat Bangladesh, Waker Uz Zaman lewat siaran di televisi nasional.

Berdasarkan laporan media setempat, Sheikh Hasina, saat ini telah kabur menggunakan helikopter militer bersama saudara perempuannya dan menuju ke India.

Menurut saluran televisi CNN News 18, Sheikh Hasina dan saudaranya itu telah mendarat di ibu kota negara bagian Tripura di timur laut India, Agartala yang berbatasan langsung dengan Bangladesh.

Sebelumnya, Bangladesh telah dilanda protes dan aksi kekerasan setelah unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa sejak dua bulan lalu.

Unjuk rasa itu buntut adanya sistem kuota di sektor pemerintahan yang meningkat.

Akibat unjuk rasa ini, dilansir CNN, sekitar 250 orang terbunuh dan ribuan lainnya terluka dalam kekerasan tersebut.

Sementara, Kepala Angkatan Darat Bangladesh, Waker Uz Zaman mengatakan dirinya telah mengadakan pertemuan yang 'membuahkan hasil' bersama para pemimpin seluruh partai besar di Bangladesh.

Baca juga: Demo di Bangladesh Makin Memanas, PM Sheik Hasina Dikabarkan Mundur

Adapun hasil pertemuan itu bakal disampaikan kepada Presiden Bangladesh, Mohammed Shahabuddin untuk didiskusikan lebih lanjut.

"Negara ini sedang mengalami masa revolusi. Saya berjanji kepada Anda semua, kami akan membawa keadilan atas semua pembunuhan dan ketidakadilan."

"Kami meminta kepada Anda semua untuk percaya pada tentara negara ini. Saya bertanggung jawab penuh dan menjamin Anda tidak bakal berkecil hati," kata Zaman.

Dia juga meminta agar masyarakat Bangladesh bersabar akan keputusan lanjutan pasca demonstrasi besar-besaran yang tersebar di seluruh negara.

"Saya meminta Anda semua untuk sedikit bersabar, beri kami waktu dan bersama-sama kita akan dapat menyelesaikan semua masalah."

"Tolong jangan kembali ke jalan kekerasan dan tolong kembali ke cara-cara damai," tegasnya.

Kediaman Sheik Hasina Diduduki Masyarakat

Sementara, berdasarkan tayangan televisi, terlihat ribuan orang tumpah ruan ke jalan-jalan di ibu kota Bangladesh, Dhaka.

Tak hanya itu, ribuan orang turut menduduki kediaman resmi Hasina, Ganabhaban, sembari meneriakan sloga-slogan sekaligus mengepalkan tangan.

Bahkan, para demonstran tersebut memadati ruang tamu dari kediaman Hasina itu serta menjarah berbagai barang seperti televisi, kursi, dan perabotan lainnya.

"Dia telah melarikan diri dari negara ini, dia telah melarikan diri," teriak beberapa demonstran.

Protes Berjalan Berpekan-pekan

Demonstran antikuota bentrok dengan polisi di Dhaka pada 18 Juli 2024. - Bangladesh terbangun pada 19 Juli untuk meninjau kehancuran yang ditinggalkan oleh hari paling mematikan dari protes mahasiswa yang sedang berlangsung sejauh ini, yang menyaksikan gedung-gedung pemerintah dibakar oleh demonstran dan pemadaman internet nasional diberlakukan. (Photo by AFP) (AFP/-)

Adapun para mahasiswa telah menyerukan aksi unjuk rasa di Dhaka pada Senin untuk menentang jam malam nasional untuk menekan Hasina agar mengundurkan diri, setelah bentrokan mematikan di seluruh Bangladesh pada Minggu (4/8/2024) yang menewaskan hampir 100 orang.

Sementara, pada hari Senin ini, sedikitnya enam orang tewas dalam bentrokan antara polisi dan demonstran di daerah Jatrabari dan Dhaka Medical College.

Baca juga: Kerusuhan di Bangladesh, Mengapa India Memilih Diam?

Jumlah korban tewas pada Minggu kemarin yang mencakupt setidaknya 13 polisi menjadi yang tertinggi dalam satu hari dari gelombang unjuk rasa yang terjadi dalam sejarah Bangladesh.

Pada bulan lalu, sedikitnya 150 orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka dalam kekerasan yang dipicu mahasiswa yang memprotes kuota untuk pekerjaan di sektor pemerintahan.

Kekerasan dilaporkan telah terjadi di 39 dari total 64 distrik di negara tersebut.

Imbasnya, lembaga Kereta Api Bangladesh sampai menghentikan semua layanan buntut unjuk rasa yang disertai kekerasan tersebut.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini