TRIBUNNEWS.COM - Sheikh Hasina sudah tiba di Kota Ghaziabad yang berada di utara India setelah menyatakan mundur sebagai Perdana Menteri (PM) Bangladesh pada Senin (5/8/2024).
Dikutip dari Hindustan Times, Sheikh Hasina telah mendarat di Pangkalan Udara Hindon di Ghaziabad dengan menumpangi pesawat angkut bertipe C-130.
Adapun pesawat itu terpantau diparkir di dekat hanggar milik Angkatan Udara India.
Berdasarkan laporan, pergerakan pesawat yang mengangkut Hasina itu sudah dipantau oleh Angkatan Udara India sejak memasuki wilayah negara tersebut hingga mendarat di Pangkalan Udara Hindon.
Sementara, menurut sumber diplomatik yang dikutip dari India Today, Hasina bakal lanjut terbang ke London setelah tinggal di India.
Namun, belum diketahui pesawat yang bakal mengangkut Hasina untuk terbang ke London.
Lalu, menurut laporan internal pemerintahan India, Sheikh Hasina disambut oleh seorang perwira senior dari Angkatan Udara.
Adapun India memutuskan untuk memberikan jalur yang aman bagi penerbangan Hasina usai dirinya mundur sebagai PM Bangladesh.
Kendati demikian, pemerintah India masih belum bereaksi terkait perkembangan yang terjadi di ibu kota Bangladesh, Dhaka.
Baca juga: Militer Bangladesh Manfaatkan Kerusuhan, Paksa Hasina Mundur Sebagai Perdana Menteri dalam 45 Menit
Sebelumnya, kabar mundurnya Sheikh Hasina sebagai PM Bangladesh disampaikan oleh Kepala Angkatan Darat, Jenderal Waqar Uz Zaman.
Dia juga menuturkan militer bakal mengambil alih secara interim pemerintahan di Bangladesh.
Mundurnya Sheikh Hasina ini buntuh masifnya protes dan aksi kekerasan setelah unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa sejak dua bulan lalu.
Unjuk rasa itu buntut adanya sistem kuota di sektor pemerintahan yang meningkat.
Akibat unjuk rasa ini, dilansir CNN, sekitar 250 orang terbunuh dan ribuan lainnya terluka dalam kekerasan tersebut.
Sementara, Waker Uz Zaman mengatakan dirinya telah mengadakan pertemuan yang 'membuahkan hasil' bersama para pemimpin seluruh partai besar di Bangladesh.
Adapun hasil pertemuan itu bakal disampaikan kepada Presiden Bangladesh, Mohammed Shahabuddin untuk didiskusikan lebih lanjut.
"Negara ini sedang mengalami masa revolusi. Saya berjanji kepada Anda semua, kami akan membawa keadilan atas semua pembunuhan dan ketidakadilan."
"Kami meminta kepada Anda semua untuk percaya pada tentara negara ini. Saya bertanggung jawab penuh dan menjamin Anda tidak bakal berkecil hati," kata Zaman.
Dia juga meminta agar masyarakat Bangladesh bersabar akan keputusan lanjutan pasca demonstrasi besar-besaran yang tersebar di seluruh negara.
"Saya meminta Anda semua untuk sedikit bersabar, beri kami waktu dan bersama-sama kita akan dapat menyelesaikan semua masalah."
"Tolong jangan kembali ke jalan kekerasan dan tolong kembali ke cara-cara damai," tegasnya.
Kediaman Sheikh Hasina Diduduki Masyarakat
Sementara, berdasarkan tayangan televisi, terlihat ribuan orang tumpah ruan ke jalan-jalan di ibu kota Bangladesh, Dhaka.
Tak hanya itu, ribuan orang turut menduduki kediaman resmi Hasina, Ganabhaban, sembari meneriakan sloga-slogan sekaligus mengepalkan tangan.
Bahkan, para demonstran tersebut memadati ruang tamu dari kediaman Hasina itu serta menjarah berbagai barang seperti televisi, kursi, dan perabotan lainnya.
"Dia telah melarikan diri dari negara ini, dia telah melarikan diri," teriak beberapa demonstran.
Protes Berjalan Berpekan-pekan
Adapun para mahasiswa telah menyerukan aksi unjuk rasa di Dhaka pada Senin untuk menentang jam malam nasional untuk menekan Hasina agar mengundurkan diri, setelah bentrokan mematikan di seluruh Bangladesh pada Minggu (4/8/2024) yang menewaskan hampir 100 orang.
Sementara, pada hari Senin ini, sedikitnya enam orang tewas dalam bentrokan antara polisi dan demonstran di daerah Jatrabari dan Dhaka Medical College.
Baca juga: Demo di Bangladesh Makin Memanas, PM Sheik Hasina Dikabarkan Mundur
Jumlah korban tewas pada Minggu kemarin yang mencakupt setidaknya 13 polisi menjadi yang tertinggi dalam satu hari dari gelombang unjuk rasa yang terjadi dalam sejarah Bangladesh.
Pada bulan lalu, sedikitnya 150 orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka dalam kekerasan yang dipicu mahasiswa yang memprotes kuota untuk pekerjaan di sektor pemerintahan.
Kekerasan dilaporkan telah terjadi di 39 dari total 64 distrik di negara tersebut.
Imbasnya, lembaga Kereta Api Bangladesh sampai menghentikan semua layanan buntut unjuk rasa yang disertai kekerasan tersebut.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)