TRIBUNNEWS.COM - Gelombang kerusuhan di Inggris terus berlanjut dan kini mulai merambat ke wilayah barat daya tepatnya di Kota Plymouth.
Setelah kekacauan yang penuh kekerasan terjadi di Belfast, Darlington, Manchester, Hartlepool, Aldershot, Rotherham, hingga Southport, kali ini giliran suasana kota Plymouth yang dibuat mencekam.
Kembang api dinyalakan dan sebuah mobil polisi mengalami kerusakan saat demonstran sayap kanan dan anti-rasis terlibat bentrokan di Plymouth di tengah gelombang kekerasan massa yang melanda Inggris.
Para pengunjuk rasa di Plymouth terlibat dalam bentrokan massal saat dua massa yang saling berseberangan yakni "Stand Up To Racism" dan kelompok “Stop the Boats” bersinggungan di Guildhall Square Senin malam (5/8/2024).
Guna meredakan ketegangan tersebut, Kepolisian Devon dan Cornwall menerjunkan 150 petugas di pusat kota Plymouth tersebut.
Meskipun Kepolisian Devon dan Cornwall sudah menurunkan anggotanya di lapangan, bentrokan tetap tak terhindarkan.
Pihak kepolisian melaporkan bahwa sejumlah petugasnya mengalami kekerasan dari massa pengunjuk rasa dan sebuah mobil dinas ikut menjadi sasaran aksi anarki selama konfrontasi tersebut.
Inspektur Kepolisian Devon dan Cornwall, Russ Dawe membenarkan kabar bahwa beberapa petugas mereka mengalami cedera di Plymouth.
“Kami terus memantau peristiwa yang sedang berlangsung di Plymouth dengan kehadiran polisi yang sangat terlihat. Petugas khusus dikerahkan ke Guildhall di pusat kota sekitar pukul 15.30 hari ini (Senin waktu setempat). Sepanjang malam, kami telah melihat tingkat kekerasan di seluruh kota, dan beberapa petugas mengalami cedera." ungkap Russ kepada media.
Russ juga mengatakan bahwa pihaknya merespons dengan melakukan sejumlah penangkapan kepada pengunjuk rasa yang dinilai melakukan pelanggaran ketertiban umum dan penyerangan.
“Saat ini kami memiliki 150 petugas yang dikerahkan di Pusat Kota Plymouth. Kekerasan tidak akan ditoleransi, kebencian tidak akan ditoleransi. Kami terus berupaya untuk meredakan situasi.” terangnya.
Baca juga: Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina akan Tetap di India, Tunggu Inggris Beri Suaka
Bagi Russ, saat ini prioritas Kepolisian Devon dan Cornwall adalah untuk membuat situasi dan kondisi di Plymouth kembali kondusif seperti sedia kala.
“Saya ingin meyakinkan komunitas bahwa kami sepenuhnya diperlengkapi saat ini dengan kehadiran polisi yang kuat. Kekerasan tidak akan ditoleransi, kebencian tidak akan ditoleransi, dan kami terus bekerja dengan mitra kami untuk menjaga keamanan warga Plymouth.” pungkasnya.
Kerusuhan di Inggris ini sendiri dipicu atas kasus penusukan di Southport yang menewaskan 3 anak-anak dan melukai 10 orang lainnya.
Polisi percaya bahwa kerusuhan dan ketidakstabilan di seantero Inggris dipicu oleh rumor palsu yang menyebutkan bahwa tersangka adalah seorang pencari suaka Muslim.
Alhasil, tempat-tempat yang diduga mengakomodasi para imigran ataupun lokasi yang menjadi pusat komunitas muslim berkumpul di Inggris menjadi sasaran amuk massa.
Selama akhir pekan lau, Perdana Menteri Keir Starmer telah mengecam kerusuhan yang terjadi di seluruh Inggris tersebut.
Pada hari Senin, ia berjanji untuk "meningkatkan" penegakan hukum untuk menangani kekerasan yang ia tuding telah didalangi oleh pendukung "sayap kanan".
(Tribunnews.com/Bobby)