Yordania, Qatar, Arab Saudi Menolak Keras 'Pasukan Penjaga Perdamaian' Pimpinan AS untuk Gaza
TRIBUNNEWS.COM- Yordania, Qatar, KSA menolak keras 'pasukan penjaga perdamaian' pimpinan AS untuk Gaza pascaperang, sebuah Laporan mengungkapkan.
UEA adalah satu-satunya negara Arab yang secara terbuka mendukung pengerahan 'pasukan internasional' ke Gaza.
Yordania, Qatar, dan Arab Saudi dilaporkan menolak permintaan untuk ambil bagian dalam “pasukan penjaga perdamaian” pimpinan AS di Gaza setelah genosida Israel terhadap warga Palestina berhenti, menurut sumber informasi yang berbicara dengan Times of Israel.
Salah satu sumber mengatakan kepada media Israel bahwa pasukan dari negara-negara Arab akan terlihat “melindungi Israel dari orang-orang Palestina.”
Posisi Aman, Doha, dan Riyadh yang dilaporkan sangat kontras dengan posisi UEA dan Mesir, yang dilaporkan menyatakan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam upaya tersebut.
Abu Dhabi mengumumkan posisi ini bulan lalu ketika Lana Nusseibeh, Perwakilan Tetap negara tersebut untuk PBB dan utusan khusus Kementerian Luar Negeri Emirat, menulis opini untuk Financial Times (FT) di mana dia menyerukan pembentukan “ misi internasional sementara” di Gaza.
“Setiap upaya 'hari berikutnya' harus secara mendasar mengubah arah konflik Israel-Palestina menuju pembentukan negara Palestina yang hidup damai dan aman dengan negara Israel … Langkah pertama dalam upaya tersebut adalah dengan mengerahkan pasukan internasional sementara".
"misi yang merespons krisis kemanusiaan, menegakkan hukum dan ketertiban, meletakkan dasar bagi pemerintahan dan membuka jalan untuk menyatukan kembali Gaza dan Tepi Barat yang diduduki di bawah satu Otoritas Palestina (PA) yang sah,” kata Nusseibeh.
UEA pada bulan Juni menjadi tuan rumah pertemuan rahasia dengan para pejabat AS dan Israel untuk membahas rencana pembangunan Gaza setelah perang genosida berakhir.
Abu Dhabi juga meningkatkan upaya bersama dengan Tel Aviv sejak 7 Oktober untuk membangun infrastruktur militer dan intelijen di Kepulauan Socotra di lepas pantai Yaman.
Selama perjalanan ke Qatar, Mesir, Yordania, dan Israel pada bulan Juni, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dilaporkan memberi tahu para pejabat bahwa Washington telah menerima “dukungan dari Kairo dan Abu Dhabi untuk pembentukan kekuatan yang akan bekerja bersama perwira lokal Palestina” di Gaza. Times of Israel melaporkan.
“Blinken mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa AS akan membantu membentuk dan melatih pasukan keamanan dan memastikan bahwa mereka akan memiliki mandat sementara sehingga pada akhirnya dapat digantikan oleh badan Palestina sepenuhnya, kata sumber ketiga, menambahkan bahwa tujuannya adalah untuk Otoritas Palestina. untuk akhirnya mengambil alih kendali penuh atas Gaza.
Namun Blinken mengklarifikasi bahwa AS tidak akan menyumbangkan pasukannya sendiri, kata para pejabat tersebut,” tambah laporan itu.
SUMBER: THE CRADLE