Gelombang protes ini sendiri dipicu atas kebijakan kuota pekerjaan layanan sipil yang dirilis oleh pemerintahan Hasina pada bulan Juli lalu.
Protes akan kebijakan kuota tersebut pun berubah menjadi kerusuhan besar yang kemudian menggulingkan Hasina lantaran tindakan kekerasan polisi yang menewaskan 500 lebih pengunjukrasa.
Media setempat bahkan melaporkan bahwa protes yang berlangsung beberapa pekan terhadap Sheikh Hasina tersebut menjadi kekerasan terburuk yang dialami Bangladesh sejak perang kemerdekaan 1971.
Saat ini, Bangladesh berada di bawah pimpinan peraih Nobel Muhammad Yunus yang mengkomandoi pemerintahan sementara yang didukung militer
Yunus sendiri dilantik pada Kamis (8/8/2024) bersama dengan 16 penasihat, termasuk dua pemimpin protes mahasiswa di Bangladesh.
(Tribunnews.com/Bobby)