TRIBUNNEWS.COM -- Di tengah invasi Ukraina ke wilayah Kursk, Rusia, tetangga mereka Belarusia mengirimkan pasukan roket dan artileri ke negara sekutunya.
Pengiriman personel militer Belarusia tersebut dilakukan untuk latihan militer bareng pasukan Vladimir Putin.
Kementerian Pertahanan Belarusia, dikutip dari Russia Today, menyebutkan pada Selasa (13/8/2024) pasukan Minsk telah dikirim ke wilayah Rusia yang tidak disebutkan tempatnya.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-902: Ukraina Duduki 28 Permukiman Rusia di Kursk, Putin Diminta Nyerah
Dalam pesan yang diterima media asal Moskow tersebut, para tentara akan berlatih meluncurkan roket dalam peperangan.
Belarusia pada Senin kemarin mengumumkan telah mengirimkan pasukan pertahanan udaranya ke Rusia dengan pesawat militer Il-76 ke tempat latihan Ashuluk di Wilayah Astrakhan di Rusia selatan.
Mereka bergabung dengan tentara Vladimir Putin untuk latihan perang bersama.
Pengiriman personel militer terjadi di tengah serangan Ukraina ke Wilayah Kursk Rusia, yang dimulai seminggu yang lalu dan secara tidak langsung melibatkan Belarusia ketika Kiev meluncurkan pesawat nirawak kamikaze melalui wilayah udara negara tersebut.
Pejabat Minsk mengatakan, meski pihaknya tidak terlibat langsung dengan konflik, namun tentaranya sempat menembak drone Ukraina.
Hal ini karena pertahanan Udara Belarusia terintegrasi dengan Rusia.
Baca juga: Ukraina Lancarkan Serangan Besar-besaran ke Wilayah Kursk, Rusia
"Pesawat tanpa awak yang jatuh itu tampaknya dirakit [oleh Ukraina] bersama dengan para insinyur NATO," kantor berita Belarusia Belta melaporkan minggu lalu, setelah lokasi jatuhnya pesawat itu diselidiki.
Minsk sebelumnya menuduh Kiev melakukan provokasi di dekat perbatasannya. Di tengah permusuhan di Wilayah Kursk, yang berjarak sekitar 180 km dari Belarusia, negara itu telah meningkatkan kehadiran militernya di sekitar perbatasan dengan Ukraina.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko pun mengerahkan pasukannya ke wilayah perbatasan dengan Ukraina.
Kiev mengatakan bahwa serangannya ke wilayah Rusia yang diakui secara internasional dimaksudkan untuk menekan Moskow agar menerima "perdamaian yang adil."
Pasukan itu diberitahu bahwa mereka harus merebut tanah Rusia sebanyak mungkin untuk kemudian menukarnya dengan wilayah lain yang diklaim oleh Kiev, menurut seorang tawanan perang Ukraina yang terlibat dalam serangan itu yang diwawancarai oleh Dinas Keamanan Federal Rusia.