Pengakuan Yoav Gallant Bahwa Netanyahu Menghalangi Gencatan Senjata Menegaskan Kebohongan Israel
TRIBUNNEWS.COM- Pengakuan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant yang menyatakan bahwa Benjamin Netanyahu menghalangi gencatan senjata menegaskan 'kebohongan' Israel, kata Hamas.
Pengakuan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu adalah orang yang menciptakan hambatan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza menegaskan kebohongan Israel, kata kelompok perlawanan Palestina Hamas kemarin.
Dalam sebuah pernyataan, anggota biro politik Hamas Izzat Al-Rishq mengatakan apa yang dikatakan Gallant “mengkonfirmasi apa yang selalu kami katakan: bahwa Netanyahu berbohong kepada dunia dan keluarga para tahanan [Israel] [yang ditahan di Gaza].”
Ia menambahkan bahwa Netanyahu “tidak ingin mencapai kesepakatan dan yang ia pedulikan hanyalah kelanjutan dan perluasan perang.”
Al-Rishq mencatat bahwa fleksibilitas Hamas dan respons positif terhadap usulan gencatan senjata, termasuk seruan Presiden AS Joe Biden untuk gencatan senjata pada bulan Mei, “berbenturan dengan sikap keras kepala Netanyahu dan penghindarannya terhadap kewajiban untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan.”
Ia mendesak masyarakat internasional untuk “memberikan tekanan kepada Netanyahu dan pemerintahannya untuk menghentikan agresi dan perang genosida serta mencapai kesepakatan pertukaran.”
Para analis telah lama memperingatkan bahwa Netanyahu telah menolak untuk menyetujui kesepakatan dengan perlawanan Palestina untuk pertukaran tahanan dan gencatan senjata karena berakhirnya perang di Gaza akan berarti berakhirnya karier politiknya.
Netanyahu menghadapi tuduhan penipuan, penyuapan, dan pelanggaran kepercayaan dalam tiga kasus yang diajukan pada tahun 2019.
Ia dapat dijatuhi hukuman hingga 10 tahun penjara dan atau denda jika terbukti bersalah dalam kasus penyuapan.
Sebelumnya pada hari Senin, Netanyahu dan Gallant saling serang atas perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, di mana Gallant menuduh Netanyahu menghalangi kesepakatan pertukaran tahanan dengan Palestina.
Minggu lalu, mediator Mesir, Qatar dan AS mendesak Israel dan Hamas untuk menyelesaikan rincian gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera tanpa penundaan atau alasan lebih lanjut.
Sementara Israel mengatakan akan mengirim delegasi ke pembicaraan tersebut, Hamas menuntut agar para mediator menyajikan rencana untuk melaksanakan proposal gencatan senjata yang didukung oleh Biden yang telah disetujuinya pada tanggal 2 Juli.
Netanyahu sebelumnya mengatakan kesepakatan apa pun harus mengizinkan Israel untuk terus mengebom Gaza .
SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR