News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Rombongan Pemukim Yahudi dengan Kawalan Polisi Israel Serbu Halaman Masjid Al-Aqsa

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masjid Al-Aqsa diserbu pemukim Yahudi Israel di bawah perlindungan polisi pendudukan Israel. Sekitar 900 pemukim Yahudi fanatik, disertai pengawalan polisi Israel, menyerbu halaman Masjid al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah besar pemukim Yahudi fanatik, disertai pengawalan polisi Israel, menyerbu halaman Masjid al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.

Dilaporkan setidaknya ada 900 pemukim ilegal di Masjid Al-Aqsa, Yeni safak melaporkan.

Orang-orang Yahudi yang menduduki Yerusalem mengibarkan bendera Israel selama penggerebekan di Masjid al-Aqsa.

Wafa dan media Palestina lainnya melaporkan pemukim Yahudi melakukan ritual Talmud di Masjid al-Aqsa.

Rekaman yang dibagikan di akun media sosial Israel, yang diverifikasi oleh lembaga pemeriksa fakta Sanad Al Jazeera menunjukkan kerumunan orang Israel, diawasi oleh petugas keamanan, berbaris menuju masjid sambil meneriakkan yel-yel.

Insiden ini terjadi di hari yang sama ketika peringatan"Penghancuran Bait Suci" diadakan.

Sejak 7 Oktober 2023, ketika Israel melancarkan serangannya ke Jalur Gaza, terjadi peningkatan penahanan, penggerebekan, dan serangan terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki.

Departemen Wakaf Islam Yordania mengelola kompleks Al-Aqsa, sedangkan Israel memegang kendali keamanan Masjid Al-Aqsa.

Sebagai bagian dari pengaturan ini, orang Yahudi dilarang beribadah di kompleks masjid.

Namun, beberapa orang Yahudi Israel sayap kanan percaya bahwa mereka seharusnya diizinkan beribadah.

Sebagaimana diketahui, Kompleks Masjid Al Aqsa adalah situs suci ketiga umat Islam dan merupakan simbol nasional Palestina.

Baca juga: Imam Al Aqsa Dihukum Israel 6 Bulan Dilarang Masuk Masjid karena Berkabung Meninggalnya Haniyeh

Ini bukanlah kali pertama Kompleks Masjid Al-Aqsa diserbu Israel

Pada Selasa (14/5/2024) lalu, seorang pemukim ilegal Israel mengibarkan bendera Israel di halaman Masjid Al-Aqsa Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki untuk memperingati Hari Kemerdekaan Israel.

Dikutip dari Middle East Monitor, salah satu pemukim mengibarkan bendera Israel, tapi akhirnya diperintahkan untuk menurunkannya oleh pasukan pendudukan.

Pemukim juga memasang bendera Israel di area Gerbang Mughrabi, gerbang yang digunakan pemukim ilegal Israel untuk menyerbu masjid.

"Kami menerima laporan bahwa puluhan warga Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga umat Islam, dan mengibarkan bendera Israel," lapor Al Jazeera dalam pembaruan perang Israel-Hamas.

Rekaman yang diverifikasi oleh Al Jazeera menunjukkan seorang pria memegang bendera ketika seorang petugas polisi Israel berbicara dengannya.

Yahudi dilarang memasuki Komplek Masjid Al-Aqsa

Penyerbuan kompleks tersebut merupakan kejadian biasa.

Menurut hukum Yahudi, orang Yahudi dilarang memasuki bagian mana pun karena sifat suci situs tersebut.

Pihak berwenang Israel juga berulang kali melarang warga Palestina memasuki lokasi salat Jumat sejak 7 Oktober, sehingga memaksa banyak orang untuk salat di jalan-jalan dekat Kota Tua.

Pada tahun-tahun sebelumnya, pasukan Israel juga menyerang jamaah Palestina di dalam masjid.

Baca juga: Sebut Mendiang Ismail Haniyeh Martir, Imam Masjid Al-Aqsa Ditangkap atas Dugaan Hasutan Terorisme

Palestina menuduh Israel secara sistematis melakukan upaya Yahudisasi terhadap Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, dan menghapus identitas Arab dan Islamnya.

Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam dan merupakan area di mana salat dan ritual non-Muslim dilarang berdasarkan kesepakatan yang sudah lama ada.

Namun, sejak tahun 2003, Israel mengizinkan pemukim memasuki kompleks tersebut hampir setiap hari.

Israel menduduki Yerusalem Timur selama Perang Arab-Israel tahun 1967.

Mereka mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

Perubahan terbaru pada status quo

Antara tahun 1967 dan 2000, non-Muslim dapat membeli tiket dari Wakaf untuk mengunjungi situs tersebut sebagai turis.

Namun, setelah Intifada kedua Palestina atau pemberontakan  pecah pada tahun 2000 setelah kunjungan kontroversial mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon ke Al Aqsa, Wakaf menutup situs tersebut untuk pengunjung.

Situs tersebut tetap tertutup bagi pengunjung hingga tahun 2003, ketika Israel memaksa Wakaf untuk menyetujui masuknya non-Muslim.

Sejak itu, pengunjung non-Muslim dibatasi oleh polisi Israel pada jam dan hari tertentu.

Menurut Hasson, Wakaf tidak mengakui pengunjung tersebut, dan menganggap mereka sebagai “penyusup”.

Pada 2015, perjanjian empat arah antara Israel, Palestina, Yordania, dan Amerika Serikat menegaskan kembali status quo 1967.

Sebagai bagian dari perjanjian, pemimpin Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kembali komitmen negaranya terhadap status quo.

Sejak 2017, orang Yahudi mulai kembali diizinkan untuk berdoa di kompleks tersebut, menurut Eran Zedekiah, dari Hebrew University of Jerusalem dan Regional Thinking Forum.

Serangan mematikan Israel terus berlanjut di Jalur Gaza

Belum lama ini, tentara Israel telah menyerang kamp pengungsi Bureij di Gaza tengah setidaknya dua kali, di blok lima dan sembilan kamp tersebut.

Di Blok Sembilan, kantor berita Wafa melaporkan bahwa dua warga Palestina, seorang ayah dan putranya, tewas.

Di tempat terpisah, di Blok Lima, Al Jazeera melaporkan, sejumlah orang tewas dan terluka ketika bom Israel menghantam sebuah rumah tinggal.

"Kami belum memiliki jumlah korban pasti dari serangan ini saat ini, tetapi kami akan memberi tahu Anda jika ada informasi yang masuk," papar koresponden Al Jazeera.

Juga di Gaza tengah, jenazah satu orang yang tewas dalam serangan Israel, bersama dengan beberapa orang yang terluka, ditemukan dari Deir el-Balah.

Di Jalur Gaza selatan, pertahanan sipil mengumumkan pemindahan jenazah dua orang ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis setelah mereka ditemukan dari Rafah.

Peristiwa dalam perang Israel-Hamas

*) Pasukan Israel telah menewaskan 42 warga Palestina di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir, termasuk 10 orang di selatan Khan Younis, tempat operasi militer baru telah memaksa puluhan ribu warga Palestina meninggalkan rumah mereka.

*) Sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, mengatakan bahwa seorang tawanan Israel tewas di Gaza dan dua tawanan wanita lainnya menderita luka serius dalam insiden terpisah.

*) Dewan Keamanan PBB akan mengadakan sesi darurat untuk membahas perang Israel menyusul serangan Israel terhadap sekolah di Kota Gaza yang menewaskan lebih dari 100 warga Palestina.

Ini akan menjadi sesi khusus DK PBB yang ke-24 sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober.

*) Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris telah mendesak Iran untuk "menghentikan" ancaman tindakan pembalasan terhadap Israel, menyusul pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan komandan Hizbullah Fuad Shukr di Beirut.

*) Presiden Iran Masoud Pezeshkian, dalam panggilan telepon dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, menegaskan kembali “hak Iran untuk menanggapi agresor” dan mengatakan negaranya “tidak akan pernah menyerah pada tekanan, sanksi, dan intimidasi”.

*) Yordania telah menepis klaim Israel bahwa Korps Garda Revolusi Iran dan pejuang Hamas di Lebanon menggunakan wilayahnya untuk menyelundupkan senjata ke Tepi Barat yang diduduki, dengan mengatakan bahwa "tidak ada disinformasi" yang disampaikan oleh pejabat Israel yang dapat mengubah fakta bahwa perangnya di Gaza adalah "ancaman terbesar bagi keamanan regional".

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini