News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Iran Vs Israel

Iran Janji Batalkan Serang Israel Jika Perundingan Gencatan Senjata Gaza Membuahkan Hasil

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto mantan pemimpin Hamas, Ismael Haniyeh yang tewas dibom Isral: Pemerintah Iran beserta proksi sayap kanannya seperti Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dan Hizbullah dari dari Lebanon sepakat untuk pembalasan serangan pembalasan yang ditujukan untuk Iran.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Pemerintah Iran beserta proksi sayap kanannya seperti Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dan Hizbullah dari dari Lebanon sepakat untuk pembalasan serangan pembalasan yang ditujukan untuk Iran.

Hal itu diungkap tiga orang pejabat senior Iran, dalam keterangan resminya mereka sepakat menangguhkan serangan pembalasan terhadap Israel atas pembunuhan yang dilakukan mata-mata Israel terhadap pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dengan syarat perundingan gencatan senjata Gaza harus membuahkan hasil.

“Iran telah bersumpah untuk membalas dengan keras pembunuhan Haniyeh, yang terjadi saat ia mengunjungi Teheran akhir bulan lalu,” ujar pejabat senior AS mengutip The Times Of Israel.

Baca juga: Presiden Iran Calonkan Abbas Araghchi sebagai Menteri Luar Negeri

“Namun Serangan Iran terhadap Israel dapat ditunda di tengah harapan tercapainya negosiasi akhir minggu ini untuk pembebasan sandera dan kesepakatan gencatan senjata di Gaza,” imbuhnya.

Adapun tawaran ini dilontarkan pemerintah Iran ketika sejumlah negara Barat mendesak Agar pemimpin tertinggi di Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk menangguhkan serangan ke Israel lantaran ancaman tersebut dapat memicu terjadinya perang dunia ke III.

Belum jelas kapan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan akan dilakukan, namun sejauh ini Hamas mengatakan bahwa pihaknya setuju untuk memulai perundingan gencatan senjata terkait perang di Jalur Gaza berdasarkan rencana yang sebelumnya, bukan putaran perundingan baru.

"[Kami ingin rencana] berdasarkan proposal gencatan senjata [Presiden AS Joe] Biden pada 31 Mei, kerangka kerja yang ditetapkan mediator pada 6 Mei dan resolusi Dewan Keamanan PBB 2375," demikian pernyataan Hamas di Telegram.

Sementara Israel meresponsnya rencana gencatan senjata dengan menyatakan akan mengirim tim negosiatornya untuk menghadiri pertemuan tersebut.

Isi Proposal Gencatan Senjata

Tawaran gencatan senjata yang diajukan AS dan sekutunya untuk meredakan ketegangan antara Hamas dan Israel terdiri Dari tiga fase.

Dalam fase pertama, Biden mengatakan gencatan senjata akan berlangsung selama enam minggu. Ini mencakup gencatan senjata penuh dan menyeluruh, di mana poin-poinnya adalah penarikan pasukan Israel dari semua wilayah berpenduduk di Gaza, pembebasan sejumlah sandera termasuk perempuan dan lanjut usia, serta yang terluka dengan imbalan pembebasan ratusan tahanan Palestina.

Baca juga: Iran Tolak Seruan Barat untuk Hentikan Ancaman Serangan Terhadap Israel

Fase pertama juga akan mencakup pembicaraan lagi antara Israel dan Hamas. Ini untuk mencapai tahap selanjutnya dari proposal tersebut. Lalu fase kedua, berisi upaya untuk mengakhiri permusuhan secara permanen.

Namun, ia menambahkan, negosiasi untuk mencapai tahap kedua bisa memakan waktu lebih dari enam minggu karena akan terjadi perbedaan pendapat di antara kedua belah pihak. Terakhir fase ketiga, rekonstruksi akan dilakukan terhadap Gaza secara besar-besaran. Sisa sandera yang terbunuh, juga akan dikembalikan ke keluarga mereka.

Awal Mula Konflik Iran Vs Israel

Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel pecah pasca Ismail Haniyeh dinyatakan tewas di Teheran bersama pengawalnya. mail Haniyeh yang dikenal sebagai pimpinan tertinggi Hamas tewas dalam serangan udara tepat setelah Ia menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.

Kematian Haniyeh lantas memicu kemarahan Iran, hingga pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan membalas Israel, yang dituding sebagai dalang atas pembunuhan Haniyeh. Khamenei disebut telah memerintahkan pasukan khusus Iran untuk menyerang langsung Negeri Israel.

Belum jelas kapan serangan tersebut akan dilangsungkan, namun Amerika Serikat (AS) memprediksi Iran akan melancarkan serangan ke Israel paling cepat minggu ini.

"Kita harus bersiap menghadapi serangkaian serangan besar," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby.

"Kami memiliki kekhawatiran dan harapan yang sama dengan rekan-rekan kami di Israel sehubungan dengan kemungkinan waktunya di sini - bisa jadi pada minggu ini," tambah Kirby.

Mengantisipasi serangan mematikan yang dilakukan Iran dan para proksinya, Komando Front Dalam Negeri Rusia mendesak ribuan warga di perbatasan Utara Lebanon untuk mempersiapkan diri, mengungsi ke wilayah Ramat Nege yang berada di Selatan Israel.

“Dewan daerah yang mendesak ribuan warga Israel mengungsi ke Negev secara mandiri. Mengevakuasi ribuan orang dari utara adalah skenario yang realistis, dan akan lebih baik untuk mempersiapkannya enam bulan yang lalu," kata kepala dewan Eran Doron.

Tak sampai disitu Pemerintahan Israel dibawah kepemimpinan Netanyahu dilaporkan mulai mempersiapkan pembangunan kota tenda untuk menampung puluhan ribu penduduk dari kota-kota utara jika terjadi perang.

Untuk menjamin kenyamanan pengungsi di kota tenda, Harian Israel Yedioth Ahronoth melaporkan kondisi kamp pengungsian dipenuhi oleh ratusan tempat tidur dan kasur yang telah disediakan. Tak tanggung-tanggung untuk mengurus operasional kota pengungsian, pemerintah kota Ramat Nege membentuk unit manajemen pengungsi yang bertujuan membantu penduduk yang datang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini