TRIBUNNEWS.COM - Hamas bersumpah untuk menghadapi rezim Israel dengan pembalasan yang kuat setelah dua komandannya tewas di Tepi Barat.
Dilansir PressTV, dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (17/8/2024), sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, menegaskan bahwa darah para komandannya yang gugur akan menjadi pertanda "banjir darah" bagi penjajah.
Pembalasan semacam itu akan dilakukan melalui operasi-operasi yang lebih besar yang akan dilakukan oleh pejuang Qassam dari seluruh wilayah Tepi Barat yang diduduki, ujar kelompok tersebut.
Sebelumnya di hari yang sama, Brigade Al-Qassam mengumumkan bahwa serangan udara yang dilakukan oleh pesawat nirawak Israel terhadap sebuah kendaraan yang melaju di kota Jenin di Tepi Barat utara, mengakibatkan gugurnya dua komandan.
Dua komandan tersebut bernama Rafaat Mahmoud Dawasi dan Ahmed Walid Abu Ora.
Al-Qassam menyebut Dawasi sebagai komandan sayap bersenjata di Jenin dan Abu Ora adalah salah satu tokoh militer senior unit tersebut.
“Bersama-sama, mereka melaksanakan dan merencanakan beberapa operasi kualitatif melawan rezim pendudukan dalam tiga bulan terakhir,” imbuh al-Qassam.
Pembunuhan dua komandan Al-Qassam terjadi kurang dari sebulan setelah tewasnya pemimpin Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran Iran.
Haniyeh berada di ibu kota Iran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Hamas menegaskan bahwa kekejaman itu tidak akan dibiarkan begitu saja.
Iran juga berjanji untuk merespons kematian Haniyeh dengan balas dendam yang keras.
Baca juga: Lawan Netanyahu, Pejabat Keamanan Israel Nyatakan Agresi Militer di Gaza Berakhir: Hamas Menang?
Update Perang Israel-Hamas
Sementara itu, berikut perkembangan terkini seputar perang di Jalur Gaza, mengutip Al Jazeera.
- Pasukan Israel menewaskan empat warga Palestina dalam sebuah serangan di Khan Younis di Gaza selatan dan sedikitnya satu orang lagi di Jabalia di utara, beberapa jam setelah menewaskan 15 anggota keluarga yang sama di az-Zawayda.
- Ribuan warga Palestina mengungsi dari sebagian kamp pengungsi Maghazi di Gaza tengah setelah pasukan Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru untuk daerah tersebut pada Sabtu pagi.