News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Heboh Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Dokter, Petugas Medis di India Kini Hidup dalam Ketakutan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aksi unjuk rasa atas meninggalnya seorang dokter di India.

"Dia bertugas malam tiga hari yang lalu, saya meneleponnya tiga kali pada malam hari untuk menanyakan apakah dia baik-baik saja, itulah jenis ketakutan yang kami, para orang tua, rasakan sekarang."

Asosiasi medis menuntut undang-undang perlindungan terpusat di seluruh negeri untuk memberikan perbaikan menyeluruh terhadap kondisi kerja dan jaminan tempat aman bagi dokter residen.

Mereka juga menuntut penyelidikan cepat, keadilan, dan kompensasi keluarga dalam kasus terbaru.

Dr. Garg berkata: "Jika kami tidak aman di rumah sakit kita, maka sistem kesehatan ini akan hancur."

"Kami menginginkan undang-undang perlindungan terpusat, keselamatan dokter kita adalah yang terpenting."

"Para legislator mengatakan ini adalah masalah kesehatan, tetapi keselamatan dokter bukanlah masalah kesehatan, itu adalah hak asasi."

"Pemerintah perlu melakukan tugas dan tanggung jawab dasarnya untuk menyelamatkan saya sebagai warga negara."

Kasus Serupa pada Tahun 2012

Kasus pemerkosaan dan pembunuhan brutal seperti ini pernah terjadi terhadap seorang mahasiswa fisioterapi di Delhi pada tahun 2012.

Kemarahan atas insiden itu memicu protes nasional.

Undang-undang baru diberlakukan, undang-undang lama diperkuat, hukuman dibuat lebih berat, dan pengadilan jalur cepat didirikan untuk mengadili kasus-kasus kejahatan terhadap perempuan.

Namun, tampaknya tidak ada banyak perubahan di lapangan.

Angka terbaru dari Biro Catatan Kejahatan Nasional menunjukkan jumlah kasus pemerkosaan di India meningkat.

Pada tahun 2022, polisi mencatat 31.516 laporan pemerkosaan, meningkat 20 persen dari tahun sebelumnya.

Itu berarti sekitar 86 pemerkosaan terjadi setiap harinya secara nasional.

Angka hukuman juga rendah.

Dr. Acharya berkata: "Kemarin setelah shift saya, saya merasa takut untuk pergi ke ruang tugas saya, jadi saya tinggal di bangsal yang lebih banyak orangnya."

"Kami hidup dalam ketakutan. Kami bagai diberi pilihan tentang bagaimana cara kami mati, karena penyakit atau karena pemerkosaan dan pembunuhan yang brutal."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini