News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Iran Vs Israel

Jika Perang Israel-Iran Pecah, AS Diprediksi Boncos Besar, Dikucilkan, dan Tak Ada yang Bersimpati

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden kembali mengeluarkan pernyataan keliru dengan meminta Israel tidak menyerang Haifa, kota di negara pendudukan itu sendiri.

TRIBUNNEWS.COM – Israel kini berada di ambang perang besar melawan Iran dan sekutu-sekutunya.

Tensi di Asia Barat meningkat setelah Israel membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dan panglima Hizbullah, Fuad Shukr.

Iran dan sekutunya sudah bersumpah akan membalas Israel atas kematian kedua pejabat tinggi itu.

Akan tetapi, hingga kini belum ada kepastikan kapan serangan balasan itu akan dilancarkan ke Israel.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) sudah mengerahkan sejumlah alat perangnya untuk membela Israel apabila serangan Iran jadi dilancarkan.

Seorang guru besar Sastra Inggris dan Orientalisme di Universitas Teheran, Mohammad Marandi, memprediksi AS akan merugi besar jika ikut campur dalam perang Iran vs. Israel apabila perang itu nantinya benar-benar terjadi.

"Pertanyaan sebenarnya bukan apa yang dilakukan Iran, pertanyaannya adalah apa yang dilakukan AS?" kata Marandi dalam acara Sputnik’s Fault Lines pada Senin (19/8/2024).

"Jika AS terlibat dalam perang itu, saya pikir AS akan kehilangan lebih banyak daripada yang lainnya."

Dia mengklaim perang itu akan membuat ekonomi dunia tumbang.

"Jadi tidak akan ada lagi instalasi gas atau minyak di kawasan Teluk Persia dan di luar itu yang mampu mengekspor apa pun. Jadi, hal itu akan memicu tumbangnya ekonomi global," ujar dia.

"Perang itu tak akan memicu resesi atau depresi [ekonomi], perang itu akan memicu depresi besar, sesuatu yang belum kita alami dalam beberapa abad belakangan, bahkan pada tahun 1930-an."

Baca juga: Tak Yakin Sikap Iran, AS Dukung Israel Tolak Tinggalkan Koridor Philadelphi di Perbatasan Gaza-Mesir

Adapun sekarang Iran tak punya pilihan selain melancarkan serangan balasan ke Israel. Balasan itu akan lebih besar daripada serangan Iran ke Israel pada April lalu.

Saat itu, Iran meluncurkan ratusan pesawat tanpa awak untuk membuat sistem pertahanan Israel kewalahan. Kemudian, Iran menembakkan rudal ke target-target di Israel.

Sementara itu, AS dan negara-negara Eropa sudah meminta Iran untuk membalas serangan Israel.

Marandi memprediksi AS akan makin terkucil jika bergabung dengan Israel dalam melawan Iran.

Masalah ekonomi yang dihadapi AS akan makin parah jika ekonomi global kolaps.

Kata Marandi, perang itu akan berdampak sangat buruk bagi AS karena tak akan ada yang bersimpati kepada negara itu lantaran berperang demi rezim genosida Israel.

"Intinya adalah mereka [AS dan Israel] sedang menyeret dunia ke dalam bencana. Genosida ini akan memiliki konsekunsi. Dan perang yang meluas akan memiliki konsekuensi besar."

Satunya-satunya cara batalkan amukan Iran

Tiga pejabat senior Iran mengungkap satu-satunya cara agar Iran batal melancarkan serangan besar ke Israel.

Caranya ialah dengan mewujudkan kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza yang kini digempur Israel.

Baca juga: Para Ahli Militer Prediksi Iran Bakal Deklarasikan jadi Negara Berkekuatan Nuklir Akhir Tahun Ini

Satu dari tiga pejabat tadi mengklaim Iran beserta sekutunya seperti Hizbullah bakal melancarkan serangan langsung jika perundingan gencatan senjata gagal atau Israel dianggap menarik diri dari perundingan.

Para pejabat itu tidak memberi tahu batas waktu yang diberikan Iran.

Dalam beberapa hari terakhir, Iran terlibat dalam pembicaraan dengan negara-negara Barat. Pembicaraan itu ditujukan untuk mencegah serangan Iran.

Pada Selasa (13/8/2024), Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Turki mengonfirmasi AS meminta bantuan sekutunya untuk meyakinkan Iran agar tidak menyerang.

"Kami berharap respons kami akan diatur waktunya dan dilakukan dengan cara yang tidak menghalangi potensi gencatan senjata," ujar Duta Besar Iran kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Jumat, dikutip dari Reuters.

Kementerian Luar Negeri Iran pada Selasa, menyebut desakan Barat agar Iran menahan diri adalah sesuatu yang bertentangan dengan prinsip hukum internasional.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden berharap Iran akan membatalkan serangannya jika gencatan senjata tercapai di Gaza.

"Ini harapan saya," kata Biden saat berkunjung ke New Orleans hari Selasa, dikutip dari The Times of Israel.

Meski demikian, Biden juga memperingatkan bahwa upaya mewujudkan gencatan senjata kini makin sulit.

"Kita akan melihat apa yang dilakukan Iran dan kita akan melihat apa yang terjadi jika ada serangan. Namun, saya tidak menyerah."

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini