Kenapa Israel Ngotot Tak Mau Mundur dari Koridor Philadelphia? Bikin Terusan Air Hingga Tak Mau Mesir Dapat Gas
TRIBUNNEWS.COM - Ahli dan analis geostrategi dan ekonomi dari Yordania, insinyur Mohannad Abbas Haddadin memberikan analisisnya soal kengototan Israel mempertahankan kendali atas koridor Philadelphia.
Kengototan Israel, dalam hal ini Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, tersebut membuat perundingan pertukaran sandera demi gencatan senjata di Gaza antara Hamas dan Israel terancam gagal total.
Baca juga: Tagih Mesir Balas Budi ke Israel, Eks-Menlu Tel Aviv Serukan Pengambil Alihan Koridor Philadelphia
"Negosiasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat dengan partisipasi Mesir dan Qatar atas nama Hamas untuk menyelesaikan kesepakatan pembebasan tahanan dan menghentikan perang biadab yang dilancarkan Israel di Gaza selama hampir 11 bulan, telah mencapai titik yang berbahaya karena 'kengeyelan' Netanyahu pada poros Philadelphia," kata Haddadin dilansir JN dikutip Kamis (22/8/2024).
Poros Philadelphia atau yang dikenal sebagai poros Salah al-Din, merupakan jalur perbatasan sempit di dalam wilayah Jalur Gaza, yang memperluas "poros" dengan panjang 14 km di sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir.
Baca juga: Aksi Israel Kuasai Sepenuhnya Koridor Philadelphia Bisa Jadi Langkah Bunuh Diri IDF dan Warga Gaza
Menurut ketentuan perjanjian damai Mesir-Israel tahun 1979, dan setelah "perjanjian Oslo 2" tahun 1995, Israel setuju untuk mempertahankan poros di sepanjang perbatasan sebagai jalur aman di bawah kedaulatan Mesir.
"Apa yang ingin dilakukan Israel dalam mengingkari perjanjian yang telah disepakatinya dengan negara-negara tetangga merupakan ancaman bagi seluruh perjanjian damai, dan mempertanyakan niat Israel dan rencana ekspansionisnya," kata Haddadin.
Haddadin menilai, Israel ngotot mempertahankan kendali Koridor Philadelphia, karena berencana untuk mencapai dua tujuan.
"Tujuan pertama adalah untuk memperluas kendali atas seluruh wilayah pesisir Gaza dan mencegah Mesir mendekatinya untuk memperoleh sumber daya gas (alam) di pesisir dan membatasi eksplorasi oleh tetangganya, Mesir," kata dia.
Tujuan kedua adalah untuk menguasai pantai Gaza dan jalan sepanjang 14 kilometer untuk mengubahnya menjadi saluran air, yang membentang dari Eilat hingga pantai Gaza di Laut Mediterania.
"Ini (saluran air di Koridor Philadelphia) akan menjadi alternatif Terusan Suez setelah penyempitan penduduk Gaza dan pemindahan mereka dalam waktu dekat," tambahnya.
Menurut dia, ini adalah dua dari tujuan strategis yang tidak 'dideklarasikan' dari perang Gaza, dan bukan seperti yang diklaim Israel bahwa mereka ingin merebut poros ini untuk mencegah penyelundupan senjata dan amunisi ke Gaza dari Mesir melalui penggalian terowongan di bawah poros Philadelphia.
Baca juga: Qatar, Arab Saudi, Yordania Tolak Permintaan AS untuk Kirim Pasukan ke Gaza, Mesir-UEA Bersedia
Berdalih Temukan Terowongan Besar
Israel dilaporkan menggunakan dalih penemuan sejumlah terowongan berstatus 'luar biasa besar' di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir untuk mempertahankan kendali mereka atas wilayah tersebut.
Senin (5/8/2024) Pasukan Pendudukan Israel (IDF) telah merilis foto-foto "terowongan luar biasa besar" di perbatasan Gaza-Mesir itu yang mereka klaim temukan minggu lalu.
Baca juga: PM Yordania: Pengusiran Warga Palestina dari Gaza Kami Anggap Sebagai Deklarasi Perang