News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Jihad Islam Palestina: AS Penghalang Utama Gencatan Senjata di Gaza

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muhammad al-Hindi, wakil sekretaris jenderal gerakan perlawanan Jihad Islam Palestina.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat tinggi gerakan perlawanan Jihad Islam Palestina (PIJ) mengatakan, Amerika Serikat adalah hambatan utama bagi perjanjian gencatan senjata di Gaza.

Sebab, AS tidak memberikan tekanan pada rezim pendudukan Israel untuk menerima proposal gencatan senjata permanen di wilayah tersebut, PressTV melaporkan.

Wakil Sekretaris Jenderal Jihad Islam, Muhammad al-Hindi, mengatakan pada Senin (26/8/2024) malam:

"Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak ingin gencatan senjata di Jalur Gaza dicapai."

"Kami berkoordinasi dengan kelompok Hamas mengenai apa saja yang terjadi selama negosiasi gencatan senjata di Kairo."

"Posisi nasional kami sama dengan apa yang Hamas nyatakan di ibu kota Mesir."

Hindi menambahkan, keinginan Netanyahu atas kendali Israel di Koridor Philadelphia, bermotif politik dan tidak ada hubungannya dengan dugaan masalah keamanan.

Koridor Philadelphia adalah hamparan tanah sempit sepanjang 14,5 kilometer di sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.

Anggota kelompok Jihad Islam Palestina yang didukung Iran berbaris selama parade militer di Kota Gaza pada tanggal 4 Oktober 2018. (Anas Baba/AFP)

“Pengendalian perbatasan Rafah adalah masalah internal Palestina, dan tidak ada pihak yang dapat mendikte bagaimana hal itu harus dikelola,” kata pejabat senior Jihad Islam tersebut.

Hindi kemudian menyebut, Amerika Serikat sebagai hambatan utama bagi perjanjian gencatan senjata Gaza.

Ia menekankan, akan menjadi kepentingan elektoral terbaik Gedung Putih jika kesepakatan gencatan senjata dicapai di Gaza.

Baca juga: Sayap Hamas dan Jihad Islam Klaim Tanggung Jawab atas Ledakan Bom di Tel Aviv

Ia juga menegaskan kembali perlunya pergerakan bebas warga Palestina antara utara dan selatan Jalur Gaza.

“Musuh kita, Zionis, mengingkari apa yang telah disepakati sebelumnya demi tujuan partisan dan politis," tambah Hindi.

"Pendudukan rezim di perlintasan Gaza memungkinkannya untuk terus mengendalikan pergerakan dan kehidupan warga Palestina di wilayah tersebut."

Apa itu Jihad Islam Palestina (PIJ)? 

Mengutip Indian Express, PIJ adalah kelompok militan terbesar kedua di Palestina (setelah Hamas), yang bertujuan untuk menghancurkan Israel dan mendirikan negara Palestina yang sepenuhnya Islami dengan cara militer.

PIJ didirikan pada tahun 1981 oleh anggota Ikhwanul Muslimin Mesir.

Laporan media internasional menunjukkan bahwa kelompok tersebut didukung secara finansial oleh Iran (negara Syiah yang diduga juga mendanai Hamas) dan memiliki hubungan lama dengan negara tersebut.

PIJ dikatakan mengambil inspirasi dari Revolusi Islam Iran yang didirikan tahun 1979.

Baca juga: Hamas Tolak Syarat Baru Israel dalam Perundingan Gencatan Senjata di Gaza

Meskipun Hamas dan PIJ adalah sekutu, kedua kelompok memiliki identitas dan beberapa perbedaan.

“PIJ adalah milisi yang lebih kecil, lebih elit, dan seringkali tertutup yang mengabdi pada perjuangan bersenjata, sementara Hamas adalah organisasi komunitas yang jauh lebih besar yang mengambil tanggung jawab penuh pemerintahan di Gaza,” lapor surat kabar Haaretz.

Meskipun PIJ menjauh dari politik, PIJ telah lama berpartisipasi dalam politik mahasiswa.

PIJ mengajukan kandidat dalam pemilihan universitas Palestina sejak tahun 1980an.

PIJ juga mengambil bagian dalam pemilihan legislatif tahun 1996.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini