News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Juli Vavilova, Wanita Misterius yang Diduga Ditangkap Bersama CEO Telegram Pavel Durov

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ayu Miftakhul Husna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juli Vavilova dan Pavel Durov

TRIBUNNEWS.COM - Pavel Durov, CEO aplikasi perpesanan Telegram, ditangkap oleh polisi Prancis pada Sabtu (24/8/2024) malam di bandara Le Bourget.

Pria yang disebut-sebut sebagai "Mark Zuckerberg dari Rusia" itu, ditangkap atas beberapa tuduhan termasuk dugaan penyebaran aktivitas kriminal di Telegram.

Durov dilaporkan tidak sendirian pada saat penangkapannya.

Menurut beberapa laporan, seorang wanita misterius, yang diyakini sebagai kekasihnya, juga ditangkap bersamanya, dilansir NDTV.

Sekarang banyak spekulasi bahwa wanita itu, yang diidentifikasi sebagai Juli Vavilova, bisa jadi alasan Durov ditangkap.

Teori yang beredar di media sosial menunjukkan bahwa Juli Vavilova mungkin sempat diawasi atau dibuntuti, yang kemudian mengarahkan pihak berwenang kepada Durov.

Ada pula teori lain yang menyebut Vavilova sengaja mendekati Durov, atau mungkin terlibat dalam berbagai peristiwa yang menyebabkan penangkapan Durov.

Siapa Juli Vavilova?

Juli Vavilova (Instagram @julivavilova)

Juli Vavilova, 24 tahun, adalah seorang pelatih kripto dan streamer dari Dubai.

Vavilova memiliki lebih dari 22.000 pengikut di Instagram.

Ia menggambarkan dirinya sebagai seorang gamer dan fasih dalam empat bahasa - Inggris, Rusia, Spanyol, dan Arab.

Vavilova dan CEO Telegarm tersebut terlihat bersama di berbagai lokasi seperti Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Azerbaijan, yang foto-fotonya tersebar di story dan highlight Instagram-nya.

Baca juga: Bukan Prancis, Eks Juru Bicara Bos Telegram Sebut Negara yang Sebenarnya Inginkan Pavel Durov

Hubungan mereka semakin terlihat jelas saat keduanya tiba di Paris dari Azerbaijan dengan jet pribadi, tepat sebelum mereka ditangkap oleh pihak berwenang Prancis.

Meski status hubungan mereka masih belum jelas, kemunculan mereka bersama-sama menunjukkan adanya kedekatan yang lebih dalam.

Postingan media sosial Vavilova, termasuk foto-fotonya bersama Pavel Durov di Paris, telah memicu spekulasi dalam komunitas kripto bahwa ia mungkin secara sengaja atau tidak sengaja mengarahkan pihak berwenang ke lokasi mereka.

Beberapa berspekulasi tentang kemungkinan keterlibatannya dalam situasi seputar penangkapan Pavel, dengan teori mulai dari ia menjadi umpan hingga bahkan menjadi agen Mossad.

Namun, keterlibatannya dalam situasi seputar penangkapan Pavel Durov masih diselimuti ketidakpastian.

Kantor berita AFP melaporkan bahwa keluarga Vavilova belum dapat menghubunginya sejak penangkapan CEO tersebut.

Penangkapan Pavel Durov

Telegram merilis pernyataan setelah penangkapan Durov.

"CEO Telegram Pavel Durov tidak menyembunyikan apa pun dan sering bepergian ke Eropa," kata Telegram dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.

"Tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa sebuah platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut."

Perusahaan tersebut juga mengatakan bahwa mereka mematuhi hukum Uni Eropa dan bahwa moderasi mereka sesuai dengan standar industri dan terus ditingkatkan.

Pavel Durov (Instagram @durov)

Mengutip NPR, kedutaan Besar Rusia di Prancis merilis pernyataan yang mengatakan bahwa mereka telah meminta penjelasan dari otoritas Prancis atas penahanan Durov dan meminta agar hak-haknya dilindungi dan akses konsuler diberikan.

Durov, seorang miliarder kelahiran Rusia berusia 39 tahun, adalah warga negara ganda Prancis dan Uni Emirat Arab, tempat ia mengelola Telegram, layanan pengiriman pesan berbasis di Dubai dengan hampir 1 miliar pengguna global.

Ia dijuluki "Mark Zuckerberg-nya Rusia" karena pada tahun 2007, ia mendirikan VKontakte, situs tiruan Facebook yang menjadi jejaring sosial paling populer di negara itu.

Pada tahun 2013, Durov dan saudaranya, Nikolai, meluncurkan Telegram.

Baca juga: Bos Telegram Pavel Durov Terancam Penjara 20 Tahun

Pavel Durov melarikan diri dari Rusia setahun kemudian setelah ia menolak untuk menyerahkan data pengguna VK Ukraina kepada otoritas Rusia.

Ketika Telegram pertama kali diluncurkan, para penggemar mata uang kripto dengan cepat menerimanya.

Telegram kini telah berkembang menjadi salah satu layanan pengiriman pesan terpopuler di dunia.

Aplikasi ini muncul sebagai tempat untuk mendapatkan berita terkini tanpa filter tentang perang di Ukraina dan Gaza.

Telegram memiliki pendekatan yang longgar dalam memoderasi konten.

Hal ini mengundang kekhawatiran dari para pakar, yang melihat bagaimana misinformasi, ekstremisme, dan aktivitas terlarang, seperti penjualan narkoba dan pornografi anak, sering kali tidak dimoderasi di Telegram.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

 
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini