TRIBUNNEWS.com - CEO Telegram, Pavel Durov, ditangkap di Bandara Bourget Paris, Prancis, Sabtu (24/8/2024) malam, kata sumber yang tidak disebutkan namanya.
Saat ditangkap, Durov baru saja tiba dari Baku, Azerbaijan, menggunakan jet pribadinya.
OFMIN Prancis, kantor yang bertugas mencegah kekerasan terhadap anak di bawah umur, telah mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Durov.
Penangkapan Durov terkait dugaan pelanggaran, termasuk penipuan, perdagangan narkoba, perundungan siber, kejahatan terorganisasi, dan promosi terorisme, kata salah satu sumber, dilansir AP News.
Durov dituduh gagal mengambil tindakan untuk mencegah aplikasinya digunakan secara kriminal.
Sebagai informasi, Telegram yang telah diunduh lebih dari satu miliar pengguna, sangat berpengaruh di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet.
Namun, Telegram yang merupakan aplikasi pesan terenkripsi ini mendapat kritik karena eksploitasi komersial terhadap data pribadi pengguna.
Telegram diketahui telah berkomitmen untuk tidak mengungkapkan informasi apapun tentang penggunanya.
Profil Pavel Durov
Durov lahir di Leningrad, Rusia, pada 10 Oktober 1984.
Ia merupakan lulusan Departemen Fiologi Universitas Negeri St. Petersburg.
Durov dikenal sebagai Mark Zuckerberg-nya Rusia setelah menciptakan Vkontakte pada 2007.
Baca juga: Pavel Durov, Pendiri Telegram Ditangkap di Prancis, Dubes Rusia Sebut Ada Motif Politik
Awalnya, Durov menciptakan Vkontakte sebagai perusahaan terbatas swasta Rusia.
Namun, pada 2008, Vkontakte menyalip pesaingnya, Odnoklassniki, sebagai layanan jejaring sosial terpopuler di Rusia.
Vkontakte tumbuh hingga nilainya mencapai 3 miliar dolar AS.