TRIBUNNEWS.COM - Krisis kepercayaan tentara cadangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membayangi Kepala Staf Herzi Halevi.
Sebuah studi oleh Institut Misgav untuk kemanan Nasional dan Strategi Zionis mengungkapkan hasil yang mengejutkan pada Kamis (29/8/2024).
Di mana dalam hasil studi tersebut, 58 persen prajurit cadangan telah kehilangan kepercayaan pada Herzi Halevi.
Dari jumlah tersebut, di antaranya mereka berusia antara 21 hingga 78 tahun dengan rata-rata bertugas di Gaza selama 38 hingga 174 hari.
Adapun 36 persen dari mereka menyatakan memiliki keyakinan yang sangat buruk terhadap Halevi dan 22 persen memiliki kepercayaan yang cukup rendah, dikutip dari Al Mayadeen.
Sebagian dari pasukan cadangan meminta Halevi untuk segera mengundurkan diri dari Kepala Staf IDF.
Tampaknya, ini bukan pertama kali pasukan cadangan Israel mendesak pengunduran diri Halevi.
Pada Juni 2024, terutama menyoroti operasi di Rafah, sejumlah perwira cadangan terkemuka telah mendesak pengunduran diri Halevi.
Terbaru adalah Mayor Jenderal Cadangan Israel, Yitzhak Brik.
Brik mengkritik Halevi. Menyebut Halevi seharusnya dimasukkan menjadi salah satu sejarah terburuk bagi pasukan Israel.
Pernyataan Brik ini muncul tepat setelah Halevi mengangkat Shlomi Bender sebagai Kepala Intelijen Militer (Aman).
Baca juga: Kepala Staf Israel Herzi Halevi akan Undur Diri Setelah Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Hamas
Menurut Brik, penunjukkan tersebut sangatlah tidak adil.
Di mana Halevi sengaja mengangkat teman-temannya untuk melindungi dirinya.
Brik juga menilai kepemimpinan Halevi dan Bender sama-sama gagal terkait perang di Gaza.
"Pengangkatan Bender mencerminkan tingkat buruk yang telah kita capai," kata Brik.
Halevi Akan Mundur Apabila Gencatan Senjata di Gaza Tercapai
Media Israel melaporkan Halevi akan mengundurkan diri segera setelah gencatan senjata sementara di Gaza tercapai.
Pernyataan Halevi tersebut hanya diumumkan dalam diskusi tertutup.
Menurut Halevi, Israel saat ini belum mencapai tujuannya yaitu memuskahkan Yahya Sinwar.
"Halevi telah mengindikasikan bahwa tujuan perang di Gaza, yang belum tercapai adalah pengembalian para tawanan dan pemusnahan Yahya Sinwar," kata media Israel.
Halevi juga mengatakan kepada Netanyahu, gencatan senjata hanya bisa tercapai apabila koridor Philadelphia dikecualikan dan 30 tawanan Israel bisa dipulangkan.
PBB: Israel Setujui Gencatan Senjata 3 Hari untuk Vaksinasi Polio di Gaza
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah menerima komitmen awal yang mengizinkan jeda kemanusiaan sementara di Gaza.
Tujuan jeda kemanusiaan ini adalah untuk mendistribusikan vaksin polio di mana wabah dan penyakit mengepung Jalur Gaza sejak invasi Israel.
Perwakilan WHO di wilayah Palestina, Rik Peeperkorn, mengatakan jeda kemanusiaan akan dimulai pada Minggu (31/8/2024), dikutip dari AL Jazeera.
Gencatan senjata ini akan dimulai pada pukul 6 pagi hingga 3 sore waktu setempat.
Sementara itu, UNICEF telah menyiapkan vaksinasi polio untuk 640 ribu anak.
"UNICEF siap memulai putaran pertama kampanye vaksinasi polio di Gaza pada hari Minggu untuk menjangkau hampir 640 ribu anak," tulis direktur eksekutif lembaga tersebut, Catherine Russell, di X.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Herzi Halevi dan Konflik Palestina vs Israel