TRIBUNNEWS.COM - Puluhan ribu warga Israel turun di sepanjang jalan Tel Aviv pada Minggu (1/9/2024), malam.
Para demonstran ini berukumpul untuk menuntut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu segera menekan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Ini juga merupakan bentuk kemarahan mereka setelah tentara pendudukan (IDF) menemukan enam jenazah sandera di Jalur Gaza Selatan.
CNN melaporkan sekitar 550.000 orang berkumpul di Tel Aviv.
Dalam video yang beredar, kerumunan besar berkumpul di dekat markas Pasukan Pertahanan Israel di Tel Aviv.
Banyak dari mereka yang melambaikan bendera Israel dan memegan poster dengan gambar sandera.
Para pengunjuk rasa meneriakkan “Sekarang! Sekarang!”.
Mereka juga menuntut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mencapai gencatan senjata dengan kelompok Palestina Hamas untuk membawa pulang para tawanan yang tersisa.
“Kami ingin mereka kembali hidup-hidup," teriak mereka.
“Kami benar-benar yakin bahwa pemerintah membuat keputusan ini demi kepentingannya sendiri dan bukan demi keselamatan para sandera. Oleh karena itu, kami perlu memberi tahu mereka, 'Hentikan!'” kata Shlomit Hacohen, seorang warga Tel Aviv, dikutip dari The Times of Israel.
Namun tampaknya aksi unjuk rasa ini berujung ricuh.
Sehingga terjadi bentrokan antara para demonstran dengan pasukan keamanan.
Baca juga: Aksi Mogok Massal Israel, Bandara Ben Gurion Berhenti Beroperasi, Tuntut Netanyahu Bebaskan Sandera
Dalam video AFP, polisi terlihat menarik beberapa demonstran dan menangkapnya.
Mereka juga terlibat adu mulut.
Al Jazeera melaporkan polisi telah membubarkan demonstran.
Sekitar 29 pengunjuk rasa ditangkap oleh pihak kepolisian.
Menurut pihak polisi, 29 orang tersebut ditangkap lantaran melakukan vandalisme, melakukan perilaku tidak tertib, dan menyerang petugas.
"Selama demonstrasi ilegal tersebut, pasukan polisi di Tel Aviv menangkap 29 tersangka yang melanggar perintah, menyerang polisi, dan melakukan kerusuhan dengan brutal dan vandalisme," kata polisi Tel Aviv dalam sebuah pernyataan di X.
Bentrokan ini juga menyebabkan salah seorang polisi wanita terluka.
"Seorang polisi wanita terluka selama konfrontasi dengan demonstran dan kehilangan kesadaran sebelum dia dievakuasi untuk perawatan medis, kata polisi.
Pihak berwenang juga menuduh beberapa pengunjuk rasa melanggar batas keamanan dan memaksa masuk ke Jalan Raya Ayalon,
Menurut klaim polisi, pengunjuk rasa memblokir beberapa jalur dan menyalakan api.
Hingga akhirnya polisi membubarkan para demonstran.
"Semua rute lalu lintas telah dibersihkan dari demonstran dan jalan secara bertahap dibuka kembali untuk mobil," kata polisi.
Serikat Buruh Gelar Aksi Mogok Massal
Serikat buruh terbesar Israel telah menyerukan pemogokan kerja massal pada hari Senin (2/9/2024).
Aksi mogok massal ini digelar untuk menekan pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Palestina.
Keputusan ini diambil oleh serikat pekerja setelah tentara Israel mengumumkan telah menemukan jasad 6 sandera di Jalur Gaza Selatan pada Minggu (1/9/2024).
Mengetahui kabar tersebut, kepala Federasi Buruh Histadrut Arnon Bar-David mengaku kecewa dan geram dengan Netanyahu.
"Kita malah mendapatkan kantong mayat, bukan kesepakatan. Saya sampai pada kesimpulan bahwa hanya intervensi kita yang dapat memindahkan mereka yang perlu dipindahkan," kata Bar-David pada Minggu malam, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Oleh karena itu, ia menyerukan kepada semua warga Israel untuk melakukan aksi mogok kerja dan menggelar aksi protes di jalan.
“Saya menyerukan kepada rakyat Israel untuk turun ke jalan malam ini dan besok dan agar semua orang ikut ambil bagian dalam pemogokan ini,” imbuhnya.
Aksi mogok massal ini tampaknya akan dimulai pada pukul 06.00 pagi waktu setempat.
Nantinya aksi mogok ini dijadwalkan akan berjalan selama satu hari penuh.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Tel Aviv, Benjamin Netanyahu dan Pertukaran Sandera