TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku menghancurkan sebuah terowongan besar di Jalur Gaza utara.
Dalam pengumuman hari Selasa, (3/9/2024), juru bicara IDF mengatakan terowongan itu adalah terowongan pengangkutan yang panjangnya lebih dari satu kilometer.
Walla melaporkan keberadaan terowongan sudah diketahui beberapa minggu lalu berkat informasi intelijen.
Terowongan yang berada di Beit Lahia itu kemudian diselidiki oleh Brigade Utara dan satuan Yalam.
Israel mengklaim di dalam terowongan itu ditemukan senjata, infrastruktur listrik, dan rel angkut.
Sementara itu, pada hari Jumat lalu IDF mengumumkan bahwa pasukan Divisi Ke-98 telah merampungkan operasi di Khan Yunis dan Deir Al-Balah.
Satuan Yehlam dan tim tempur Brigade Ke-7 menemukan dan menghancurkan enam terowongan yang panjangnya sekitar 6 km.
Adapun pada bulan kemarin IDF mengklaim telah menghancurkan terowongan sepanjang satu kilomter di Rafah.
Menurut IDF, pihaknya sudah menghancurkan 80 persen terowongan di Rafah.
Buku strategi tempur Hamas di terowongan
Media terkenal asal Amerika Serikat (AS), The New York Times, mengungkap buku panduan perang bawah tanah milik Hamas.
Baca juga: Media AS Ungkap Buku Strategi Perang Bawah Tanah Hamas untuk Lawan Israel dari Terowongan
Buku itu ditemukan oleh IDF di salah satu terowongan di Gaza.
Dalam buku itu terdapat instruksi mengenai cara beroperasi di dalam terowongan, cara menyembunyikan pintu masuk terowongan, dan cara menemukannya.
NYT menyebut setahun sebelum serangan Hamas ke Israel dilancarkan, Yahya Sinwar yang menjadi pemimpin Hamas di Gaza sudah menyetujui dana $225.000 untuk memasang pintu tahan ledakan.
Pintu itu digunakan untuk melindungi jaringan terowongan Hamas dari serangan udara dan serangan darat.
Buku panduan itu menyebutkan para panglima Hamas sudah meninjau terowongan di bawah Gaza dan mengindentifikasi tempat-tempat penting di bawah tanah dan di atas yang perlu diperkuat.
Menurut NYT, buku tersebut membantu memahami penyebab Israel kesusahan mencapai tujuannya di Gaza.
Pejabat Israel sudah bertahun-tahun mencari dan menghancurkan terowongan yang bisa digunakan Hamas untuk menyusup ke Israel.
Namun, penyelidikan mengenai jaringan terowongan bahwa tanah di Gaza bukanlah prioritas Israel. Itu karena Israel meyakini hanya ada kemungkinan kecil Hamas menginvasi Israel.
Para pakar mengatakan tanpa terowongan itu, Hamas barangkali tak bisa menghadapi militer Israel yang jauh lebih unggul.
Buku panduan Hamas menyertakan cara mencari lokasi terowongan dengan kompas atau GPS kemudian masuk dan bergerak dalam terowongan dengan efisien.
“Ketika bergerak di terowongan yang gelap, para pejuang (Hamas) memerlukan kacamata night-vision yang dilengkapi dengan infrared,” demikian panduan dalam buku itu.
Baca juga: Tak Ada Terowongan, Kenapa Tentara Israel Ambruk Juga Lawan Milisi Palestina di Jenin Tepi Barat?
Disebutkan bahwa senjata harus diatur otomatis dan ditembakkan dari pundak.
“Cara penembakan seperti ini efektif karena terowongannya sempit, jadi tembakan di arah ke zona pembunuhan di bagian atas tubuh manusia.”
Israel sudah mengetahui bahwa Hamas punya jaringan terowongan yang luas. Namun, jaringan terowongan itu teranyata lebih rumit dan besar daripada yang diperkirakan Israel.
Awalnya Israel menduga jaringan itu merentang sekitar 250 mil. Kini Israel meyakini panjangnya mencapai dua kali lipat.
Sinwar yang diburu Israel diduga mengatur perang dari sebuah terowongan.
NYT menyebut baik Hamas maupun Israel telah menyesuaikan taktik masing-masing dalam perang di Gaza.
Hamas sudah bersiap menghadapi pertempuran bawah tanah yang belum pernah terjadi.
Sementara itu, Israel pada awal perang enggan mengirim tentaranya ke terowongan Gaza.
Hamas biasanya menyergap tentara Israel di dekat pintu masuk terowongan sembari menghindari pertempuran langsung.
Menurut pejabat militer Israel, Hamas menggunakan terowongan untuk melancarkan serangan “hit and run”.
(Tribunnews/Febri)