TRIBUNNEWS.COM - Setelah lebih dari sebulan menjadi buronan oleh Pemerintah Filipina, akhirnya sosok mantan Walikota Bamban, Alice Guo diringkus oleh pihak berwajib.
Sosok mantan Walikota Bamban yang dituding menjadi mata-mata China dan bos kelompok kriminal di Filipina ini telah ditangkap oleh Polri pada Selasa Malam (3/9/2024) di sebuah rumah di Kota Tangerang.
Alice Guo sendiri diketahui telah kabur dari Filipina sejak bulan Juli lalu di tengah penyelidikan atas dugaan keterlibatannya dengan sindikat kriminal China.
Menteri Kehakiman Filipina, Jesus Crispin Remulla, mengumumkan bahwa Indonesia mengatakan akan menyerahkan Guo kepada Filipina.
Sebagai imbalannya, Remulla menyebut Filipina siap menukarkan Alice Guo dengan sosok gembong narkoba Australia, Gregor Haas, yang selama ini telah mereka tahan.
Haas sendiri adalah salah satu buronan narkoba paling dicari oleh Indonesia karena sosoknya menjadi otak penghubung jaringan narkotika Meksiko di wilayah Bali.
Sosok Haas ditangkap di Manila pada bulan Mei lalu setelah ia melarikan diri dari Indonesia karena operasinya terendus oleh Badan Narkotika Nasional (BNN).
Direktur Biro Investigasi Nasional Filipina, Jaime Santiago, mengatakan bahwa pihak berwenang berharap bisa membawa Guo kembali ke Manila paling cepat pada 5 September.
Guo kemudian akan menghadapi Senat Filipina untuk diperiksa.
Pemerintah Filipina sendiri telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Guo pada 13 Juli lalu.
Hal ini terjadi karena Guo menolak untuk hadir di depan Senat terkait penyelidikan atas dugaan keterlibatannya dalam industri kasino online yang terkenal dengan nama Pogo di Filipina.
Baca juga: Sosok Alice Guo, Ditangkap Polri di Tangerang, Dituduh Mata-mata China
Pihak berwenang Filipina mengatakan bahwa kasino online ini telah menarik pekerja asing, termasuk warga negara China, dengan janji pekerjaan legal di Filipina.
Presiden Ferdinand Marcos Jr telah melarang kasino online tersebut pada 22 Juli lalu setelah kemarahan publik terjadi pada kegiatan ilegal tersebut.
Kasus Guo telah menarik perhatian publik pada saat ketegangan antara Manila dan Beijing meningkat terkait sengketa Laut China Selatan mereka.