Saat medis mencoba melakukan upaya penyelamatan, sayangnya nyawa Eygi tidak dapat tertolong.
“Kami mencoba melakukan operasi resusitasi padanya, tetapi sayangnya, dia meninggal,” katanya.
"Kami mengumumkan kematiannya sekitar pukul 14:30," tambahnya.
Sebelumnya, aktivis berusia 26 tahun ini tiba tiba di Tepi Barat pada hari Selasa (3/9/2024).
Kedatangan Eygi ke Tepi Barat adalah untuk menjadi sukarelawan di Gerakan Solidaritas Internasional (ISM) sebagai bagian dari kampanye untuk melindungi petani Palestina dari kekerasan pemukim dan IDF, dikutip dari Al Mayadeen.
Namun ketika ia mengikuti demonstrasi aksi damai, pasukan Israel menembakkan peluru tajam, granat hingga gas air mata ke demonstran.
AS Kumpulkan Informasi dan Fakta Penembakan Aktivis
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berjanji akan melakukan segala hal untuk mencari tahu fakta sebenarnya tentang kematian aktivis.
Kepada wartawan, Blinken mengaku terkejut dan sedih atas insiden ini.
"Kami menyesalkan kehilangan tragis ini," kata Blinken dalam konferensi pers di Republik Dominika.
Namun setelah itu, ia menekankan bahwa AS akan mencari fakta dan mengumpulkan bukti-bukti.
"Sekarang, hal terpenting yang harus dilakukan adalah mengumpulkan fakta, dan itulah yang sedang kami lakukan," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa sampai saat ini keselamatan warga AS menjadi prioritas bagi Amerika.
"Seperti yang sudah sering saya katakan sebelumnya, prioritas saya tidak lebih tinggi daripada keselamatan dan perlindungan warga negara Amerika di seluruh dunia, di mana pun mereka berada," tegasnya.
Blinken berjanji apabila telah menemukan informasi terbaru terkait pembunuhan Eygi, maka akan mengumumkan dan menindaklanjutinya.