TRIBUNNEWS.COM - Ancaman Israel terhadap Lebanon kembali meningkat.
Israel menargetkan Lebanon selatan dengan bom fosfor putih pada Jumat (6/9/2024), lapor Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA).
"Wilayah antara Tal Nahas dan Al-Hamams menuju dataran Marjayoun menjadi sasaran penembakan artileri dengan peluru fosfor, yang menyebabkan kebakaran," kata NNA.
Jet tempur Israel juga menyerang sebuah rumah di Kota Al-Dahaira pada hari itu juga.
Pagi hari sebelum agresi itu berlangsung, Hizbullah telah menargetkan situs militer Mayaan Baruch milik Israel dengan pesawat tanpa awak bunuh diri.
Pada Jumat (6/9/2024), militer Israel menyebut kalau Brigade Yiftah melakukan simulasi invasi darat ke Lebanon, bergerak di sepanjang “jalur pegunungan” dan “medan yang kompleks.”
Peristiwa ini terjadi setelah Kamis (5/9/2024) kemarin, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyerukan eskalasi terhadap Lebanon.
“Kita sekarang membayar harga atas persepsi yang salah selama 30 tahun, karena tidak siap membayar harga perang, dan karena itu kita membuat monster teror di Gaza dan Lebanon semakin kuat, perang harus berakhir hanya ketika Hamas dan Hizbullah tidak ada lagi,” kata Smotrich.
“Akan ada perang (dengan Lebanon), tidak ada pilihan. Akan ada harga yang harus dibayar dan akan menjadi rumit. Setelah 30 tahun, inilah saatnya untuk berubah,” imbuhnya.
Hizbullah membalas
Hizbullah melancarkan beberapa serangan terhadap lokasi-lokasi Israel pada 6 September, saat Israel menargetkan wilayah selatan Lebanon dengan peluru fosfor putih ilegal.
Baca juga: Bom Fosfor Putih Israel Bakar 1.250 Hektar Tanah Lebanon, Israel Terapkan Kebijakan Bumi Hangus
“Mujahidin Perlawanan Islam menargetkan, pada pukul 12:15 siang pada Jumat (6/9/2024), peralatan mata-mata di lokasi Metulla dengan senjata yang sesuai dan menyerangnya secara langsung,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan, menandai operasi kelimanya hari itu.
Hizbullah juga menembakkan roket ke lokasi Ruwaisat al-Qarn dan menyerangnya secara langsung.
Perlawanan Lebanon menanggapi serangan Israel baru-baru ini terhadap desa-desa di Lebanon selatan dengan menargetkan “bangunan yang digunakan oleh tentara musuh di pemukiman Metulla.”
Kerusakan parah terjadi pada bangunan di Metulla, dan kebakaran besar terjadi di sana. Petugas pemadam kebakaran Israel dikerahkan ke lokasi kejadian.
Hizbullah juga menargetkan barak Zabdin dengan roket, menurut halaman medianya.
Pembalasan atas tewasnya Fuad Shukr
Pada 25 Agustus, Hizbullah membalas pembunuhan komandan utamanya, Fuad Shukr, di Beirut pada akhir Juli, yang juga menewaskan beberapa warga sipil, termasuk anak-anak.
Hizbullah menargetkan dua lokasi militer dan intelijen hanya beberapa mil di utara Tel Aviv dengan pesawat tanpa awak, bersamaan dengan ratusan roket yang ditembakkan ke lokasi di Dataran Tinggi Golan dan Galilea – yang ditujukan untuk mengalihkan perhatian dan mengalahkan sistem Iron Dome.
Salah satu target utama di dekat Tel Aviv adalah markas besar Unit 8200 Israel.
Klaim Tel Aviv bahwa serangan itu digagalkan terlebih dahulu ditolak sebagai narasi "Hollywood" oleh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Sensor ketat militer Israel atas insiden itu masih berlaku.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)