TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak membantah kalau tentaranya membunuh wanita berdarah Amerika-Turki di Tepi Barat ketika berdemonstrasi pekan lalu.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (10/9/2024), tentara Israel mengatakan telah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.
“Penyelidikan menemukan bahwa sangat mungkin dia terkena tembakan secara tidak langsung dan tidak sengaja oleh (militer Israel) yang tidak ditujukan kepadanya, tetapi ditujukan kepada provokator utama kerusuhan,” kata militer.
Mereka mengatakan kematian Aysenur Ezgi Eygi (26) tidak disengaja, dikutip dari Al Jazeera.
“Insiden tersebut terjadi selama kerusuhan berdarah di mana puluhan tersangka Palestina membakar ban dan melemparkan batu ke arah pasukan keamanan di Persimpangan Beita," papar Israel.
IDF juga menyatakan penyesalan yang mendalam atas kematian aktivis perempuan itu.
"Militer Israel menyampaikan penyesalan terdalamnya atas kematian Aysenur Ezgi Eygi," tambahnya.
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa saat ini militer telah mengajukan permintaan untuk melakukan otopsi terhadap jenazah Aysenur Ezgi Eygi.
Jumat lalu (6/9/2024), pejabat Turki dan Palestina mengatakan tentara Israel menembak Aysenur Ezgi Eygi, yang ikut demo menentang perluasan permukiman selama pawai protes rutin oleh aktivis di Beita, sebuah desa dekat Nablus.
Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia sebelumnya mengatakan pasukan Israel membunuh Eygi dengan “tembakan di kepala”.
Siapa Aysenur Ezgi Eygi?
Baca juga: Putin Bersedia ke Turki jika Dikawal Jet Tempur Rusia, Sistem Pertahanan NATO Akan Dimatikan?
Aysenur Ezgi Eygi adalah anggota Gerakan Solidaritas Internasional (ISM), organisasi pro-Palestina.
Pada hari Sabtu (7/9/2024) kemarin, organisasi tersebut menolak klaim bahwa aktivisnya melemparkan batu ke pasukan Israel sebagai "salah" dan mengatakan demonstrasi itu damai.
Pembunuhan Eygi terjadi di tengah meningkatnya kekerasan di Tepi Barat, terlebih sejak Israel melancarkan perang di Gaza pada bulan Oktober.
Otoritas Palestina menggelar prosesi pemakaman untuk Eygi di kota Nablus, Tepi Barat, pada hari Senin (9/9/2024).
Otoritas Turki juga mengatakan bahwa mereka sedang berupaya memulangkan jenazahnya ke Turki untuk dimakamkan di kota pesisir Aegea, Didim, sesuai dengan keinginan keluarganya.
Reaksi Amerika
Dikutip dari France24, Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller mengonfirmasi kematian Aysenur Ezgi Eygi, seorang wanita berusia 26 tahun kelahiran Turki.
Akan tetapi, pernyataan Deplu AS tidak menguraikan apakah benar wanita itu ditembak oleh pasukan Israel.
Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka "sangat terganggu oleh pembunuhan seorang warga negara AS, dan meminta Israel untuk menyelidiki apa yang terjadi".
Pada hari Selasa (10/9/2024), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pembunuhan Eygi “tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan”.
"Tidak seorang pun boleh ditembak saat menghadiri protes. Menurut penilaian kami, pasukan keamanan Israel perlu membuat beberapa perubahan mendasar dalam cara mereka beroperasi di Tepi Barat," katanya.
“Kami memiliki warga negara Amerika kedua yang terbunuh di tangan pasukan keamanan Israel. Itu tidak dapat diterima. Itu harus diubah.”
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)