TRIBUNNEWS.COM - Laporan otopsi yang disiapkan oleh Otoritas Palestina (PA) menunjukkan bahwa Aysenur Ezgi Eygi, seorang aktivis Turki-Amerika berusia 26 tahun, tewas akibat tembakan langsung di kepalanya, menurut tiga ahli forensik yang meninjau berkas tersebut.
Laporan tertanggal 6 September itu, disusun oleh komite medis Palestina yang dipimpin oleh Dr Rayyan al-Ali.
Laporan tersebut bertentangan dengan pernyataan Israel dan Presiden AS Joe Biden, yang menyatakan bahwa peluru yang menewaskan Eygi "memantul dari tanah".
Tiga ahli forensik independen yang meninjau laporan otopsi menyatakan kepada Middle East Eye bahwa kerusakan pada tengkorak Ezgi dan kehancuran di dalamnya menunjukkan bahwa itu adalah tembakan langsung.
"Peluru itu meninggalkan kerusakan besar di dalam tengkorak dan tampaknya peluru itu menghabiskan semua energi kinetiknya di area yang terkena dampak bersamaan dengan tembakan senjata yang langsung mengenai kepala," ujar Polat Erdi, seorang ahli kedokteran forensik, kepada MEE.
Eygi, seorang aktivis pro-Palestina dari Gerakan Solidaritas Internasional (ISM), ditembak oleh tentara Israel saat ia mengikuti aksi unjuk rasa di desa Beita, Tepi Barat dekat Nablus, pada 6 September 2024.
Menurut laporan, peluru yang menembak Eygi meninggalkan goresan setengah lingkaran yang memiliki dimensi 1,5 cm dan 1,4 cm di dekat cuping telinga kiri ke belakang.
"Lokasinya 11 cm dari tengah atas kepala, dan merupakan luka tembak dari peluru," kata laporan itu.
Sermet Koc, seorang ahli forensik veteran dan profesor yang telah berpraktik dalam otopsi selama puluhan tahun di Turki, setuju dengan penilaian bahwa itu adalah tembakan langsung ke kepala dan bukan dari pantulan.
"Selain itu, ukuran luka tembak mungkin menunjukkan peluru itu tidak ditembakkan dari senjata api atau senapan biasa, tetapi dari senjata yang lebih canggih," katanya kepada MEE, yang memunculkan kemungkinan tembakan penembak jitu atau sniper.
Laporan itu mengatakan pecahan peluru ditemukan di otak.
Baca juga: Ayah Aktivis Turki-Amerika yang Terbunuh Tuntut Keadilan dari AS
"Semua pecahan logam diawetkan dan diserahkan langsung ke Kejaksaan Umum," katanya.
Ahli ketiga, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa beberapa patah tulang tengkorak dan kerusakan di dalam kepala menunjukkan bahwa peluru itu merupakan tembakan langsung.
Laporan tersebut menyimpulkan penyebab kematian Eygi sebagai berikut:
“Kami mengaitkan penyebab kematian dengan pendarahan, pembengkakan, dan pecahnya substansi otak akibat cedera oleh peluru yang menembus rongga tengkorak, yang pecah, dan bersarang.”
Sebelumnya pada hari Selasa, militer Israel menyatakan bahwa sangat mungkin Eygi tewas akibat tembakan Israel yang tidak langsung dan tidak disengaja.
Para saksi mata membantah klaim Israel tersebut, dengan mengatakan kepada MEE bahwa Eygi tidak berada di dekat lokasi kekerasan apa pun saat dia dibunuh.
Seorang aktivis yang mengikuti protes tersebut mengatakan mereka mundur dari tentara yang menembakkan gas air mata ke arah kerumunan.
Kemudian dua peluru tajam ditembakkan ke arah kelompok tersebut, kata aktivis tersebut, salah satunya mengenai kepala Eygi.
"Saat dia (Eygi) ditembak, dia berdiri di sana tanpa melakukan apa pun bersama seorang wanita lain - itu adalah tembakan yang disengaja karena mereka menembak dari jarak yang sangat, sangat, sangat jauh," ujar aktivis tersebut kepada MEE, yang tidak mau disebutkan namanya karena masalah keamanan.
Jenazah Aysenur Ezgi Eygi Akan Tiba di Turki
Dilaporkan The Guardian, jenazah Eygi akan tiba di Turki pada hari Jumat.
Ayahnya mengatakan pemakaman akan dilakukan pada hari Sabtu di kota pesisir Aegea Turki, Didim.
Menteri Kehakiman Turki, Yilmaz Tunç mengatakan kantor kejaksaan Ankara sedang menyelidiki orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian Eygi.
Ia mengatakan kepada wartawan bahwa Turki memiliki bukti mengenai pembunuhan itu dan akan mengajukan permintaan penangkapan internasional.
Kementerian luar negeri Turki mengatakan bahwa Eygi sengaja menjadi sasaran dan dibunuh oleh tentara Israel selama demonstrasi damai sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Baca juga: Turki Mulai Penyelidikan Pembunuhan Aktivis Eygi oleh IDF, Gugat Israel ke Mahkamah Internasional
"Kami akan melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa kejahatan ini tidak luput dari hukuman," kata kementerian tersebut.
Mehmet Suat Eygi, ayah Ezgi Eygi, mengatakan kepada wartawan bahwa dia menyambut baik penyelidikan Turki atas pembunuhan tersebut dan mengatakan dia mengharapkan hal yang sama dari pemerintah AS.
"Ketika ada ketidakadilan terhadap salah satu warganya sendiri, atau pembunuhan terhadap warganya sendiri, Amerika, seperti elang pada lambangnya, akan menukik ke bawah."
"Tetapi ketika menyangkut Israel, ada upaya untuk menghindarinya," lapor media Turki mengutip pernyataannya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)