TRIBUNNEWS.COM -- Presiden Rusia Vladimir Putin murka dengan Barat yang mengisyaratkan akan mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh buatan mereka untuk menyerang Rusia lebih ke dalam.
Putin menuding bahwa sebenarnya Barat telah turut campur dengan peperangan Rusia dengan Ukraina.
"Rusia akan membuat keputusan yang tepat berdasarkan ancaman yang kita hadapi,” kata Putin menanggapi berita-berita yang muncul bahwa Amerika Serikat segera memberi izin Ukraina menembak Rusia jauh ke dalam dengan rudal jarak jauh buatan Paman Sam.
Baca juga: Rusia Bombardir 134 Wilayah, Enam Fasilitas Energi Ukraina Hancur, Listrik Tak Jadi Nyala
Pemimpin Rusia ini juga mengatakan bahwa sebenarnya keterlibatan Barat telah dilakukan saat pesawat nirawak atau drone Ukraina menghajar sejumlah lokasi yang jaraknya ribuan kilometer dari perbatasan.
Menurutnya, Ukraina tak mungkin bisa menembakkan drone dengan jangkauan ribuan kilometer tanpa bantuan intelijen dan satelit dari NATO. "Solusi penembakan hanya bisa dilakukan oleh personel militer NATO," ujarnya dikutip dari Russia Today, Jumat (13/9/2024).
Kini ada rencana AS disebut-sebut akan mengizinkan senjatanya dipakai menggempur lebih jauh lagi.
Sejauh ini AS dan Inggris telah menggelontorkan rudal jarak jauh mereka yaitu ATACMS dan Storm Shadow serta SCALP buatan Prancis.
Rudal-rudal tersebut sering digunakan untuk menghancurkan posisi Rusia di Donbass dan infrastruktur di Krimea, wilayah Ukraina yang telah dianeksasi oleh Rusia 10 tahun lalu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terus mendesak agar militernya diberi keleluasaan untuk mengincar sasaran dengan rudal itu jauh lebih ke dalam.
Jika izin tersebut diberikan, Putin mengingatkan, bahwa itu berarti negara-negara NATO, AS, dan negara-negara Eropa telah terlibat langsung dalam konflik di Ukraina.
“Partisipasi langsung mereka, tentu saja, secara signifikan mengubah esensi, sifat konflik itu sendiri,” tegasnya.
Diberitakan oleh Ukrainska Pravda bahwa pada Rabu lalu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menemui Zelensky di Kiev.
Dalam pertemuan tersebut memang tidak ada keputusan Barat mengizinkan Ukraina menembakkan rudal jarak jauhnya ke Rusia.
Namun Blinken mengisyaratkan bahwa AS akan memberikan izin tersebut. Bahkan Zelensky pun kembali memberikan daftar sasaran terperinci, lokasi-lokasi yang akan dihancurkan jika izin tersebut didapatkan.
Izin menggunakan rudal itu akan diputuskan oleh dua pemimpin AS dan Inggris, Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Keir Starmer.
Sebelumnya, Barat mengancam akan mencabut pelarangan tersebut setelah mengetahui Iran mengirimkan ratusan rudal Fateh ke Moskow.
Fateh 360, berdasarkan intelijen Barat, akan digunakan Rusia untuk menghancurkan infrastruktur di Ukraina dalam beberapa pekan ke depan.
Iran membantah telah mengirim rudal apa pun ke Rusia, dan menyebut tuduhan itu sebagai "perang psikologis" oleh negara-negara yang terlibat dalam mempersenjatai Ukraina.