News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Lebanon Siapkan 150 Rumah Sakit Hadapi Potensi Serangan Israel

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kilatan cahaya dari serangan udara yang dilancarkan jet tempur Israel ke wilayah Majdal Zoun, Lebanon Selatan, Rabu (11/9/2024) malam.

TRIBUNNEWS.COM - Lebanon saat ini sedang dalam kondisi siaga tinggi untuk menghadapi serangan Israel.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Lebanon Firas al-Abiad.

Ia mengatakan bahwa saat ini, Lebanon tengah mempersiapkan adanya potensi serangan Israel.

Salah satu persiapan yang dilakukan kementerian kesehatan Lebanon adalah mengaktifkan pusat darurat kesehatan.

Mereka telah berupaya menyediakan semua perlengkapan yang diperlukan untuk mengadapi potensi perang.

"Kami memastikan bahwa rumah sakit dilengkapi untuk menangani gelombang besar korban, termasuk dukungan logistik dan pelatihan tenaga kesehatan," jelasnya.

Tidak hanya itu, tenaga kesehatan mulai saat ini dilatih untuk merawat pasien yang terluka akibat senjata tertentu, seperti fosfor putih.

150 Rumah Sakit Disiagakan

Saat ini, kementerian kesehatan Lebanon juga telah mempersiapkan 150 rumah sakit untuk antisipasi perang.

Adapun 150 rumah sakit tersebut, beberapa di antaranya adalah institusi perawatan kesehatan yang berhenti beroperasi sejak Perang juli 2006 antara Israel dan Hizbullah.

Al-Abiad mengatakan rumah sakit tersebut kebanyakan berada di wilayah yang sering terkena serangan Israel.

"Menanggapi ancaman Israel, kami telah menyiapkan 150 rumah sakit untuk keadaan darurat, dengan fokus khusus pada mereka yang berada di wilayah yang paling rentan," katanya, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Melihat perang di Gaza, Al-Abiad mengatakan bahwa Lebanon harus mempersiapkan semuanya dengan matang.

Baca juga: Israel Mau Perang Besar, Lebanon Bersiap Keadaan Darurat: Ratusan Rumah Sakit Siaga Tinggi

"Setelah menyaksikan kejadian di Gaza, kami berkomitmen untuk memastikan bahwa semua rumah sakit memiliki pelatihan yang memadai. Israel adalah musuh yang tidak dapat diprediksi, dan kami harus siap menghadapi serangan di wilayah mana pun," tegas al-Abiad.

Saat ini, 100.000 warga Lebanon telah dievakuasi dari wilayah-wilayah yang rentan.

Mereka dievakuasi tempat penampungan yang telah didirikan.

Sebagian besar persiapan didanai oleh negara Lebanon, namun, mitra internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF juga telah memberikan kontribusi.

Sebelumnya, pada bulan lalu, warga Lebanon mulai khawatir akan meletusnya perang Israel-Hizbullah.

Oleh karena itu untuk mengantisipasi perang meletus, warga Lebanon mulai menimbun makanan, obat-obatan hingga bahan bakar.

Meski kemeterian dan serikat pekerja mengatakan telah menjamin ketersediaan barang selama beberapa bulan ke depan, itu tidak menghalangi warga Lebanon dalam menimbun beberapa produk penting.

Mereka tetap membeli susu formula bayi hingga obat-obatan untuk penyakit kronis.

Kekhawatiran akan perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah telah meningkat di tengah saling serang lintas perbatasan antara kedua belah pihak.

Pada hari Kamis (12/9/2024), serangan udara Israel di sebuah kota di Lebanon utara.

Serangan itu menargetkan kota Kfar Jouz dekat Nabatieh, dan menewaskan seorang anak.

Serangan itu juga melukai tiga orang lainnya

Sehari setelahnya, Hizbullah kemudian melancarkan serangan dengan menargetkan pangkalan pertahanan udara Israel di barak Birya, Israel utara.

Dalam sebuah pernyataan, kelompok Lebanon itu mengatakan para pejuangnya meluncurkan beberapa roket Katyusha ke pangkalan pertahanan udara utama di bawah komando wilayah utara Israel, menghantam barak Birya secara langsung dan membakar sebagiannya.

Hal tersebut dikonfirmasi israel.

Israel mengatakan bahwa 20 roket ditembakkan dari Lebanon ke arah kota Safed di utara selama malam hari.

Tim pemadam kebakaran berupaya memadamkan api di daerah Birya setelah serangan roket.

Ketegangan meningkat di kawasan tersebut menyusul pembunuhan dua pemimpin pejuang perlawanan yaitu Haniyeh dan Fuad Shukr.

Sebagai tanggapannya, Hizbullah telah bersumpah akan melakukan pembalasan terhadap Israel.

Janji Hizbullah meningkatkan kekhawatiran berbagai front.

Ketakutan dapat memicu konflik regional yang lebih luas dan berskala penuh.

Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan bahwa serangan Israel sejak 8 Oktober telah mengakibatkan kematian 564 orang.

Adapun 436 dari jumlah tesebut merupakan anggota Hizbullah.

Serangan Israel hingga saat ini telah menyebabkan lebih dari 110.000 orang terluka.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Lebanon, Israel dan Hizbullah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini