News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Kemenkes Gaza Rilis Dokumen Rincian 34.000 Korban Tewas akibat Serangan Israel, Download di Sini

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Data korban tewas di Jalur Gaza dari tanggal 7 Oktober 2023 hingga 31 Agustus 2024.

TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Gaza dilaporkan merilis dokumen yang merinci jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Gaza.

Dokumen itu memiliki tebal 649 halaman dan berisi nama, umur, gender, dan nomor ID setiap warga Gaza yang tewas. Ada 34.344 korban dalam dokumen itu.

Middle East Eye melaporkan korban yang tercatat di sini adalah korban tewas yang tercatat dari tanggal 7 Oktober 2023 hingga 31 Agustus 2024.

Sebanyak 14 halaman pertama dokumen itu berisi nama korban yang umurnya tercatat 0 (di bawah satu tahun).

Jurnalis independen bernama Sharif Kouddous membagikan foto sejumlah lembaran dokumen itu di akun X miliknya, @sharifkouddous.

Dia tidak memberikan tautan untuk mengunduk dokumen tersebut. Meski demikian, salah satu warganet memberikan tautan.

Warganet dengan akun @__Ema__0 mengklaim dokumen itu diunggah di dalam grup kementerian.

Dokumen itu bisa diunduh DI SINI. Akan tetapi, belum ada konfirmasi resmi dari Kemenkes Gaza apakah dokumen itu memang dari pihaknya.

Jurnalis Sharif Kouddous membagikan dokumen rincian korban tewas di Gaza, Senin, (16/9/2024).

Adapun data mengenai korban tewas dan luka di Gaza bisa pula didapatkan di laman data.techforpalestina.org.

Sementara itu, Kemenkes Gaza pada hari Senin mengungkapkan data terbaru tentang korban serangan Israel.

Baca juga: Tersangka Percobaan Pembunuhan Trump Diduga Pro-Palestina & Ukraina, Pertanyakan Klaim Israel

Saat ini jumlah korban tewas mencapai 41.226 orang. Adapun korban luka mencapai 95.413 orang.

“Pasukan Israel membunuh 20 orang dan melukai 76 lainnya dalam tiga pembantaian terhadap keluarga dalam 24 jam terakhir,” kata Kemenkes Gaza dikutip dari Anadolu Agency.

“Banyak orang yang masih terjebak di bawah puing-puing dan di jalanan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka.”

Israel keluarkan perintah evakuasi

Pada hari Sabtu, Israel mengeluarkan perintah evakuasi kepada warga Palestina di Gaza utara.

Israel bersiap menyerang daerah itu dengan alasan bahwa roket dari Palestina ditembakkan ke wilayah Israel.

“Kepada semua yang berada di kawasan Al-Manshiyya, Sheikh Zayed, dan Beit Lahiya di Jalur Gaza utara, pindahkan rumah kalian,” kata juru bicara tentara Israel, Avichay Adraee, lewat X.

“Area ini dianggap sebagai zona tempur berbahaya, dan kami menekankan bahwa evakuasi ini tidak meliputi fasilitas kesehatan di area ini.”

Sebelumnya, militer Israel mengklaim ada dua roket yang ditembakkan dari Gaza utara. Satu roket jatuh di laut, sedangkan yang lainnya ditangkis di dekat Kota Ashkelon di Israel selatan.

Tepi Barat bisa jadi "Gaza baru"

Tepi Barat terancam menjadi “Gaza baru” setelah Israel melancarkan operasi militer di tanah Palestina itu.

Diplomat senior Uni Eropa, Josep Borrell, pada hari Selasa, (10/9/2024), menyinggung meningkatnya kekerasan di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Baca juga: Hizbullah Puji Serangan Rudal Houthi ke Israel, Singgung soal Kelemahan dan Kerapuhan Militer Zionis

Angka kekerasan di sana melambung semenjak perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023.

“Israel membuka front baru dengan tujuan yang jelas, yakni mengubah Tepi Barat menjadi Gaza baru, dengan meningkatkan kekerasan, delegitimasi Otoritas Palestina, dan memicu provokasi agar bereaksi dengan keras,” kata Borrell saat rapat Liga Arab di Kairo, Mesir, dikutip dari Middle East Eye.

Menurut Borrell, Israel terus berkata kepada dunia bahwa satu-satunya cara mencapai perdamaian ialah dengan mencaplok Tepi Barat dan Gaza.

Dia menuding kaum radikal dalam pemerintahan Israel berupaya mengagalkan pendirian negara Palestina pada masa mendatang.

Mengenai negara Palestina itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan beberapa anggota kabinet menganggapnya sebagai ancaman bagi Israel. Beberapa menteri Israel sudah mendesak operasi militer di Tepi Barat ditingkatkan.

“Jika tidak ada tindakan, Tepi Barat akan menjadi Gaza baru,” ujar Borrell.

Menurut Borrel, para pemukim Israel kini menyiapkan pemukiman baru di Tepi Barat.

Dia mengatakan masyarakat internasional mengecam Israel, tetapi susah untuk bertindak.

Kelompok HAM Israel bernama Yesh Din mengklaim jumlah serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat mencatatkan rekor baru tahun 2023.

Kemudian, Uni Eropa menyebut jumlah izin pemukiman yang dikeluarkan tahun 2023 adalah yang terbanyak dalam puluhan tahun terakhir.

Saat ini ada sekitar 490.000 pemukim Israel yang tinggal di pemukiman-pemukiman Tepi Barat. Padahal, pemukiman itu ilegal menurut hukum internasional.

Baca juga: Israel Akui Bunuh 3 Sandera dalam Serangan Udara Beberapa Bulan Lalu di Jalur Gaza

Sementara itu, warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat berjumlah 3 juta. Mereka termasuk pengungsi Palestina yang terusir dari rumahnya ketika peristiwa Nakba tahun 1948 dan Perang Enam Hari tahun 1967.

Sejak perang Gaza meletus, Israel telah membunuh setidaknya 662 warga Palestina di Tepi Barat. Ratusan orang, termasuk wanita dan anak-anak, ditahan oleh pasukan Israel.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini