Tentara IDF Kini Lawan Perintah Netanyahu, Tiga Kerugian Israel Jika Ngotot Tetap di Koridor Philadelphia
TRIBUNNEWS.COM - Para pejabat di lembaga pertahanan Israel kini dengan keras menentang desakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar Israel mempertahankan kendali atas sebidang tanah sempit di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir yang dikenal sebagai Koridor Philadelphia.
Mereka juga memperingatkan kalau keengganan Netanyahu untuk menandatangani kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas mendorong Israel ke dalam perang yang berpotensi membawa bencana melawan Hizbullah di Lebanon, menurut pejabat militer dan pertahanan senior Israel dilansir ABC News, Selasa (17/9/2024).
Baca juga: Pilot Penting Angkatan Udara Israel Dipecat Karena Tolak Gempur Gaza, IDF Frustasi dan Kelelahan
"Perang dengan Hizbullah di Lebanon "mudah dimulai, tetapi sangat sulit diakhiri," kata salah seorang pejabat tersebut, dengan syarat anonim.
Sebagai konteks, kengototan Israel untuk mempertahankan pasukan di Koridor Philadelphia membuat negosiasi gencatan senjata dengan Hamas cenderung buntu.
Kegagalan perundingan ini membuat faksi milisi perlawanan lintas teritorial mengintensifkan serangan ke Israel, termasuk Hizbullah Lebanon dan Houthi Yaman.
Meluasnya perang gegara buntunya perundingan gencatan senjata, kata sumber keamanan Israel tersebut, akan membuat Israel menderita tiga kerugian.
"Kita kalah dalam perang, kita kehilangan pencegahan, kita kehilangan sandera," katanya.
Sebagai catatan, sejumlah jurnalis internasional, didampingi oleh personel Pasukan Pertahanan Israel (IDF), diberi akses ke Koridor Philadelphia pada hari Jumat – sebidang wilayah sempit selebar sekitar setengah mil yang membentang di sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.
"Apa yang dulunya blok apartemen kini menjadi tumpukan puing di tengah gurun pasir. Pejabat militer mengatakan kepada ABC News bahwa pekerjaan mereka di koridor tersebut sebagian besar telah selesai," tulis laporan itu.
IDF dan pejabat militer Israel lainnya, termasuk Menteri Pertahanan Yoav Gallant, telah menyebut gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas sebagai kunci untuk mencapai solusi atas pertikaian regional Israel saat ini, termasuk dengan Hizbullah, yang telah sering meluncurkan serangan roket terhadap Israel utara dari Lebanon.
Baik Hizbullah dan Israel sejatinya 'bersepakat' soal parameter umum kesepakatan untuk mengurangi eskalasi di perbatasan, tetapi Hizbullah mengatakan partisipasinya bergantung pada Israel yang mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas di Gaza – yang menurut Hamas harus mencakup semua pasukan Israel yang meninggalkan Gaza.
"Namun, banyak pejabat Israel, termasuk beberapa yang berbicara dengan ABC News dalam beberapa hari terakhir, percaya bahwa Netanyahu sengaja mencoba menggagalkan negosiasi untuk membebaskan sandera Israel yang tersisa yang ditahan oleh Hamas dengan bersikeras bahwa Koridor Philadelphia tetap berada di bawah kendali Israel, meskipun mereka tidak berbicara tentang kemungkinan alasan di balik desakan Netanyahu," tulis laporan ABC News.
"Jika Philadelphia begitu penting, mengapa kita menunggu delapan bulan [dalam perang] untuk merebutnya?" kata seorang pejabat senior Israel kepada ABC News.