TRIBUNNEWS.COM – Lebanon kembali diguncang sejumlah ledakan pada hari Rabu, (18/9/2024), atau sehari setelah peristiwa ledakan alat komunikasi pager yang melukai banyak pejuang Hizbullah dan warga sipil.
Menurut narasumber keamanan dan saksi mata, ledakan itu terjadi di ibu kota Lebanon, Beirut.
Akan tetapi, benda yang meledak kali ini bukanlah pager, melainkan radio genggam.
Sementara itu, menurut National News Agency, ada tiga orang yang tewas akibat ledakan alat komunikasi nirkabel di Kota Sohmor.
Palang Merah Lebanon menyebut ada 30 tim ambulans yang dikerahkan setelah terjadinya ledakan.
Mortada Smaoi (30), warga Beirut selatan, mengungkapkan kesaksiannya mengenai ledakan di kawasan dekat tempat tinggalnya.
“Ada bangunan-bangunan yang terbakar saat ini di depan sana,” kata Smaoi dikutip dari The New York Times.
Dia mengatakan pemadam kebakaran dan tentara bergegas ke tempat kejadian.
Ledakan turut terjadi saat acara pemakaman para pejuang Hizbullah di Beirut.
Orang-orang kemudian meminta agar baterai dicopot dari ponsel.
Pager yang meledak buatan Eropa
Baca juga: Hizbullah Balas Insiden Ledakan Pager di Lebanon, Tembakkan Roket ke Posisi Artileri Israel
Pager dalam serangan mematikan terhadap Hizbullah disebut buatan Eropa.
Hal ini disampaikan perusahaan Taiwan, Gold Apollo.
Perusahaan itu mengatakan, sebuah perusahaan di Eropa membuat pager yang digunakan dalam serangan luar biasa di Lebanon yang menurut Hizbullah dilakukan oleh Israel.
Dilansir The Guardian, Israel menanam bahan peledak di dalam 5.000 pager yang diimpor oleh Hizbullah beberapa bulan sebelum serangan terjadi di Lebanon pada Selasa (17/9/2024).