Gedung Putih: Amerika Tak Terlibat Gelombang Ledakan di Lebanon
TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby menekankan kalau Amerika Serikat (AS) tidak terlibat dalam dua gelombang serangan di Lebanon.
Dalam jumpa pers, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengklarifikasi bahwa Amerika Serikat tidak terlibat dalam dua gelombang ledakan di Lebanon pada hari Selasa dan Rabu, yang secara khusus menargetkan beberapa jenis pager dan walkie-talkie.
Baca juga: Ledakan Massal Pager di Lebanon, Serangan Kepagian Israel ke Hizbullah Karena Ketahuan Duluan
Sejumlah laporan, serangan ini mengincar anggota-anggota Hizbullah, namun penggunaan jenis pager dan walkie-talkie itu juga digunakan kalangan umum sehingga menimbulkan dampak massal.
Ketika ditanya tentang tanggapan Gedung Putih terhadap komentar Menteri Keamanan Israel Yoav Gallant tentang "era baru perang" dan potensi ledakan untuk memicu eskalasi lebih lanjut, John Kirby menyatakan, "Kami ingin melihat perang berakhir, dan semua yang telah kami lakukan sejak awal ditujukan untuk mencegah eskalasi."
Ia menambahkan bahwa AS yakin "solusi diplomatik masih mungkin dilakukan."
Sebelumnya pada hari Rabu, Israel meledakkan penerima radio dua arah yang banyak digunakan di Lebanon dalam gelombang kedua serangan teroris elektroniknya setelah meledakkan pager telekomunikasi pada hari Selasa, Axios melaporkan, mengutip dua sumber yang mengetahui.
Baca juga: Houthi Tolak Rayuan AS, Ledakan Besar Terjadi di Gudang Senjata Pasukan Proksi Arab Saudi di Yaman
Pada hari Rabu sore, serangkaian ledakan dilaporkan terjadi di Beirut, Lebanon Selatan, dan Bekaa.
Rekaman video yang diunggah di media sosial menunjukkan perangkat telekomunikasi, yang lebih dikenal sebagai walkie-talkie, meledak selama prosesi pemakaman seorang anggota Hizbullah, yang tewas dalam serangan kemarin.
Rekaman lainnya menunjukkan mobil, sepeda motor, dan rumah terbakar di tengah dampak ledakan.
Empat belas warga tewas dan lebih dari 450 lainnya terluka dalam serangan itu, koresponden Al Mayadeen mengumumkan.
Bom Dipasang di Samping Baterai
Sebelumnya, seorang sumber keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa walkie-talkie dibeli lima bulan lalu, yang bertepatan dengan tanggal pembelian pager.
The New York Times, mengutip pejabat AS dan pejabat lain yang diberi pengarahan tentang serangan itu, melaporkan bahwa Israel menanam bahan peledak dalam sejumlah pager merek Taiwan yang baru-baru ini diimpor ke Lebanon, untuk melakukan operasi terhadap Hizbullah.
Beberapa pejabat menyatakan bahwa pager yang dipesan oleh Hizbullah dari Gold Apollo telah dibuka duluan sebelum tiba di negara itu.
Sebagian besar pager adalah model AR924, tetapi pengiriman itu juga menyertakan tiga model lain dari perusahaan itu, menurut NYT.
Bahan peledak, yang beratnya kurang dari 60 gram, ditanamkan di samping baterai di setiap perangkat, kata dua pejabat.
Sebuah sakelar tertanam juga ditanam di pager, yang memungkinkan peledakan bahan peledak dari jarak jauh.