TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tim Konstruksi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia, Edy Wahyudi mengungkap sejumlah tantangan dalam pendirian RSIA Indonesia di Gaza, Palestina pasca agresi militer zionis Israel. Satu diantaranya adalah harga material konstruksi yang tidak masuk akal.
Edy merupakan Site Manager RS Indonesia di Gaza Utara yang hampir 1 tahun setelah konflik pecah pada 7 Oktober 2023 berada di Palestina. Dalam peristiwa itu, RS Indonesia di Gaza Utara yang alami kerusakan dicoba untuk direkonstruksi.
Baca juga: Otoritas Palestina Beri Tanah Wakaf 5 Ribu Meter Persegi di Gaza untuk Pendirian RSIA Indonesia
Namun, Edy kaget ketika mengetahui harga material untuk rekonstruksi tersebut melambung tidak masuk akal. Kenaikannya mencapai 500 kali lipat.
“Kemarin kami waktu Perang Gaza saja sempat, selama 3 bulan, mencoba untuk membantu rekonstruksi waktu Perang Gaza setelah 7 Oktober. Saya selama hampir 1 tahun setelah 7 Oktober itu berada di sana. Kenaikan material, harga material itu naik hampir 500 kali lipat. Jadi sangat-sangat nggak masuk di akal,” kata Edy dalam konferensi pers rencana pembangunan RSIA Indonesia di Kota Gaza, di Kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Jumat (14/3/2025).
Baca juga: Otoritas Palestina Beri Tanah Wakaf 5 Ribu Meter Persegi di Gaza untuk Pendirian RSIA Indonesia
Mahalnya harga bahan material ini tak lepas dari minimnya barang-barang tersebut di Palestina. Bahkan kata Edy, Palestina juga tidak memiliki batu atau kerikil.
Puing-puing bangunan rumah dari warga Gaza yang luluh lantah akibat bombardir tentara Israel, akan di daur ulang sebagai pengganti bebatuan untuk keperluan konstruksi.
“Puing-puing itu akan menjadi pengganti batu. Karena di Gaza itu nggak ada batu. Karena di Gaza itu gak punya batunya, batunya ngambil dari luar,” katanya.
Adapun rencana pembangunan RSIA Indonesia di Kota Gaza akan dimulai dengan peletakan batu pertama yang ditargetkan berlangsung pada akhir April 2025.
Bangunan RSIA Indonesia akan berdiri di atas tanah wakaf yang diberikan oleh pemerintah Palestina seluas 5.000 meter persegi.
Pembangunan RSIA Indonesia ini memerlukan dana Rp402 miliar dengan tahap awal penggalangan dana sebesar Rp201 miliar. Sejumlah organisasi kemanusiaan dan lembaga zakat Indonesia sudah berkomitmen untuk penggalangan dana ini.
RS Indonesia ini akan memiliki 4 lantai dan basement dengan luas total bangunan mencapai 10.310 meter persegi.
Baca juga: Aktivis Yahudi Ikut Demo di Dalam Trump Tower, New York, Menuntut Pembebasan Aktivis Pro Palestina
RS ini dirancang memiliki 100 kasur rawat inap, 8 kasur gawat darurat termasuk 2 kasur ruang isolasi.
Kemudian akan ada 8 kasur ICU, 4 kasur HCU, 4 kasur NICU, 2 ruang persalinan termasuk 2 kamar persiapan dan 2 kamar pemulihan.
Lalu 2 ruang bedah, 8 klinik rawat jalan, ruang radiologi, ruang CSSD, laboratorium, farmasi, dan kamar jenazah.