News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Pasukan Israel Gerebek Kantor TV Al Jazeera di Tepi Barat, Perintahkan Tutup Siaran Selama 45 Hari

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan IDF bertopeng lengkap dengan membawa sejumlah senjata tempur memaksa masuk gedung siaran, menyusuri tiap lorong studio TV yang menjadi kantor pusat biro Al Jazeera di Tepi Barat. Penggrebekan itu dilakukan sembari menuduh saluran TV Al Jazeera telah membantu kelompok perlawanan Palestina Hamas.

TRIBUNNEWS.COM –  Pasukan Israel dilaporkan menggelar penggrebekan di studio siaran televisi Al Jazeera yang berlokasi di Ramallah Tepi Barat, Minggu (22/9/2024).

Penggerebekan itu digelar pasukan militer Israel (IDF) lengkap dengan membawa sejumlah senjata tempur.

Dari rekaman siaran yang diunggal Al Jazeera, para pasukan bertopeng itu terlihat memaksa masuk gedung siaran, menyusuri tiap lorong studio TV yang menjadi kantor pusat biro Al Jazeera di Tepi Barat.

Tak sampai disitu, tentara Israel juga turut menembakkan gas air mata di sekitar kantor Al Jazeera dan Lapangan Al-Manara di jantung kota Tepi Barat yang diduduki guna mengusir keluar para staf dari kantor berita Al Jazeera.

“Tentara Israel yang bersenjata lengkap dan bertopeng dengan paksa memasuki gedung yang menampung biro Al Jazeera,” kata kepala biro Tepi Barat, Walid al-Omari, mengutip The Straits Times.

Penggerebekan itu dilakukan pemerintah Zionis, sembari menuduh saluran TV Al Jazeera telah membantu kelompok perlawanan Palestina Hamas.
 
Imbas tudingan itu, Pengadilan Tel Aviv pada bulan Juni memutuskan para reporter Al Jazeera di Jalur Gaza bertindak sebagai "asisten dan mitra de facto" Hamas.

Israel Sita Alat Siaran Al Jazeera

Selain melakukan penggerebekan, dalam kesempatan tersebut tentara bersenjata Israel juga turut menyita peralatan siar seperti kamera yang ada dalam ruangan tersebut.

Penyiar mengatakan tentara tidak memberikan alasan atas perintah penutupan tersebut.

Namun kemungkinan besar pengusiran paksa itu dilakukan lantaran Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menuding Al Jazeera sebagai media penghasut.

Karena selama perang berlangsung media asal Qatar itu terus menyebarkan hasutan ke publik. Netanyahu menilai tindakan itu sebagai sebuah ancaman yang membahayakan keamanan nasional.  

Baca juga: Israel Cabut Izin Pers Jurnalis Al Jazeera, Sebut sebagai Ancaman bagi IDF

Alasan itu yang mendorong otoritas Israel untuk mendepak para reporter Al Jazeera serta menutup sementara lembaga penyiaran asal Qatar itu selama 45 hari kedepan.

“Mereka menyerahkan surat putusan pengadilan agar kami melakukan penutupan siaran selama 45 hari,” jelas kepala biro, Walid al-Omari.

Israel Ingin Membungkam Fakta

Setelah penggerebekan, kepala biro al-Omari mengemukakan kekhawatiran tentang apa yang mungkin dilakukan tentara Israel di kantor tersebut.

Menurut al-Omari cara ini sengaja dilakukan Israel, bertujuan untuk menghapus kebenaran dan mencegah orang mendengar kebenaran.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini