TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Lebanon, Hizbullah telah melancarkan serangan rudal ke arah Israel di utara Haifa pada hari Minggu (22/9/2024).
Sekitar 115 rudal telah diluncurkan dari Lebanon Selatan menuju kompleks Rafael Electronics Company di sebelah utara Haifa.
Dalam serangan tersebut, Hizbullah mengatakan pihaknya menggunakan rudal Fadi-1 dan Fadi-2.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Hizbullah, Fadi 1 digambarkan sebagai rudal dengan kaliber 220 mm dan jangkauan 80 km.
Fadi 2 digambarkan sebagai rudal dengan kaliber 302 mm dan jangkauan 105 km.
Menurut kelompok tersebut, kedua rudal tersebut tidak dipandu secara presisi tetapi berfungsi sebagai respons langsung terhadap serangan udara Israel yang ekstensif, dikutip dari Palestine Chronicle.
Hizbullah mengatakan bahwa serangan ini merupakan upaya balas dendam pihaknya atas pembantaian pager dan perangkat nirkabel di Lebanon beberapa hari yang lalu.
Beberapa saat setelah serangan ini, kelompok pejuang Palestina, Hamas memuji Hizbullah.
Menurut Hamas, Hizbullah sangat tangguh dan berani dalam melawan Israel.
"Hamas memberi penghormatan kepada para pejuang perlawanan di Lebanon atas ketangguhan dan keberanian mereka dalam menghadapi mesin perang Zionis " kata Hamas, dikutip dari Al-Arabiya.
Hamas merasa kagum karena salah satu alasan dari serangan Hizbullah adalah untuk mendukung Palestina.
Baca juga: Hizbullah Ungkap Fitur Rudal Fadi 1 dan 2 yang Hantam Pangkalan Militer Israel
"Tekad mereka untuk terus berjuang demi mendukung rakyat Palestina dan perlawanan mereka di Gaza dan Tepi Barat,” jelas Hamas dalam sebuah pernyataan.
Serangan yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya
Selain menargetkan kompleks militer, Hizbullah juga melancarkan beberapa serangan di hari yang sama.
Kiryat Bialik juga menjadi salah satu sasaran Hizbullah.
Tembakan roket semalam mencapai Kiryat Bialik di tepi kota terbesar di Israel utara Haifa, meninggalkan sebuah bangunan terbakar, yang lain berlubang dengan pecahan peluru, dan kendaraan terbakar.
Seorang pemukim mengatakan bahwa serangan rudal Hizbullah ini belum pernah terjadi sebelumnya.
"Sesuatu seperti ini belum pernah terlihat sebelumnya, bahkan pada tahun 2006," kata seorang pemukim, dikutip dari Al Mayadeen.
Dalam wawancara dengan surat kabar Israel Maariv, pemukim tersebut mengatakan ada kemungkinan belasan dari Hizbullah.
Namun ia tidak menyangka serangan balasan Hizbullah sebesar ini.
"Ada asumsi bahwa Hizbullah akan menanggapi, tetapi tidak sekuat ini," tambahnya.
Menurut pemukim yang tidak disebutkan namanya, Israel gagal dalam mencegat roket-roket Hizbullah.
“Seharusnya ada Iron Dome yang melindungi kita, tetapi yang terjadi justru sebaliknya," tegasnya.
Ketegangan meningkat di tengah antisipasi Israel terhadap tanggapan segera dari Hizbullah terhadap serangan mematikan hari Jumat yang menewaskan sedikitnya 38 orang.
Serangan di Beirut itu menewaskan 16 anggota Hizbullah.
Termasuk pemimpin senior Ibrahim Aqil dan komandan tinggi Ahmed Wahbi.
Serangan itu terjadi dua hari setelah sedikitnya 37 orang tewas dan lebih dari 3.000 lainnya terluka dalam dua gelombang ledakan perangkat komunikasi nirkabel di Lebanon.
Pemerintah Lebanon dan Hizbullah sepakat menyalahkan Israel atas ledakan tersebut.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)