News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Pakar: Perang Lebanon Adalah Perang Ketiga yang Disponsori Joe Biden

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asap mengepul dari sebuah kota di Lebanon selatan setelah beberapa serangan udara Israel pada hari Senin, 23 September 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Ibrahim Fraihat, profesor resolusi konflik internasional di Institut Studi Pascasarjana Doha, mengomentari eskalasi saat ini antara pasukan Israel dengan Hizbullah Lebanon.

"Dampak perang Israel di Gaza ke Lebanon sudah diperkirakan, tetapi yang tidak diduga adalah jumlah korban tewas dalam satu hari yang sangat besar," ujarnya kepada Al Jazeera.

"Hampir 500 warga sipil tewas dalam satu hari."

"Yang paling mengejutkan adalah kebungkaman pemerintah Barat."

"Tidak ada pernyataan nyata, tidak ada tekanan nyata pada pemerintah Israel untuk menghentikan serangannya."

Fraihat mengatakan Presiden AS Joe Biden mendanai perang ini, perang ketiga yang didanainya setelah perang Ukraina-Rusia dan Israel-Hamas.

“Ini adalah perang ketiga yang didanai AS selama masa jabatannya sebagai presiden setelah Ukraina dan Gaza."

"Ia mengirim lebih banyak pasukan dan senjata ke Israel, jadi tindakannya berbicara sendiri."

Asap mengepul dari sebuah kota di Lebanon selatan setelah beberapa serangan udara Israel pada hari Senin, 23 September 2024. (via Al Mayadeen)

Fraihat juga mengatakan perang di Lebanon adalah akibat dari kegagalan Biden di Gaza karena ia telah mendukung dan mendorong Israel di sana.

“Menteri luar negerinya, Antony Blinken, tidak mencapai apa pun selama tujuh kunjungannya ke wilayah tersebut, bahkan pertukaran tahanan."

"Dan siapa tahu, mungkin akan ada perang keempat sebelum Joe Biden meninggalkan jabatannya,” tambah Fraihat.

Baca juga: Hizbullah Menyerang Wilayah Haifa Israel dengan Roket, Balasan atas Serangan Israel di Lebanon

Dalam laporan terbaru, setidaknya 492 orang, termasuk 35 anak-anak, tewas dalam serangan Israel di Lebanon, menurut Kementerian Kesehatan negara itu. Sekitar 1.645 orang lainnya terluka.

Warga Lebanon di Selatan Lari Ketakutan

Puluhan ribu warga Lebanon, terutama yang dekat dengan perbatasan Israel, meninggalkan rumah mereka akibat serangan udara Israel.

Kontributor Al Jazeera melaporkan warga Lebanon di bagian selatan, mengemasi apapun yang bisa mereka bawa untuk mengungsi ke utara.

Sebagian dari mereka pindah ke kota selatan Sidon, yang berjarak sekitar 40 kilometer di selatan Beirut. 

Sebagian lainnya mencapai Beirut, dan sebagian lainnya bahkan pergi lebih jauh ke utara.

"Orang-orang ketakutan. Mereka takut dan khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya," ujar Zeina Khodr, melaporkan dari Beirut.

"Beberapa keluarga yang kami ajak bicara mengatakan bahwa mereka harus melarikan diri saat ada pemboman di sekitar mereka."

"Ada serangan udara tanpa henti hampir di mana-mana."

"Anda tidak tahu jalan mana yang aman, bahkan di sepanjang jalan raya utama yang menghubungkan Lebanon selatan ke Beirut, kami melihat serangan udara di sepanjang jalan raya itu."

Pemerintah Lebanon berencana menjadikan sekolah-sekolah sebagai tempat penampungan sementara, karena sekolah-sekolah sekarang telah diliburkan.

Pemerintah mengatakan bahwa mereka siap untuk merawat sekitar 10.000 orang. 

"Namun dari apa yang kita lihat di jalan raya itu, akan ada lebih banyak orang yang membutuhkan bantuan," ujar Khodr.

"Ini adalah masyarakat yang miskin, negara yang ekonominya hampir runtuh."

"Dan ini juga merupakan negara yang hampir bangkrut."

Baca juga: Rangkuman Sejarah Konflik antara Hizbullah dan Israel

"Jadi ada banyak kekhawatiran di antara orang-orang ini tentang berapa lama mereka akan mengungsi karena dalam 11 bulan pertempuran, 110.000 orang telah mengungsi dari desa-desa perbatasan."

"Dan apa yang kita pahami dari PBB adalah bahwa 150.000 orang tinggal hingga 10 kilometer dari perbatasan."

"Jadi mereka telah berada di garis tembak dan orang-orang itulah yang telah meninggalkan rumah mereka."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini