TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Houthi Yaman, Abdul Malik al-Houthi, memperingatkan bahwa setiap operasi darat Israel ke Lebanon akan gagal.
Dalam pidato yang disiarkan Kamis (26/9/2024) di TV Al-Masirah, al-Houthi mengatakan bahwa ia tidak akan ragu untuk mendukung Lebanon dan Hizbullah.
Pemimpin tersebut mengecam serangan besar-besaran Israel baru-baru ini di Lebanon, menuduh mereka sengaja menargetkan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, serta rumah-rumah.
"Kebodohan musuh di Lebanon akan menyebabkan kerugian besar dalam perjalanan menuju kehancuran terakhirnya," kata al-Houthi, mengutip The New Arab.
Rudal Ditembakkan dari Yaman ke Israel
Ancaman al-Houthi nampaknya bukan sekadar kata-kata saja.
Pada Jumat (27/9/2024) dini hari, sebuah rudal ditembakkan dari Yaman ke wilayah Israel, memicu sirene.
Namun, militer Israel mengatakan mereka berhasil mencegat rudal tersebut, lapor Reuters.
"Setelah sirene berbunyi di Israel tengah, rudal permukaan-ke-permukaan yang diluncurkan dari Yaman dicegat oleh pencegat 'Arrow' di luar wilayah Israel," kata militer dalam sebuah pernyataan.
"Saat ini tidak ada perubahan pada pedoman Pertahanan IDF."
Militan Houthi Yaman telah berulang kali menembakkan rudal dan pesawat nirawak ke Israel.
Aksi itu disebutnya sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina yang diserang Israel.
Baca juga: Pemimpin Ansarallah Houthi Memuji Hizbullah Sebagai Front Pendukung Terkuat
Pada bulan Juli, Houthi menembakkan pesawat nirawak ke Tel Aviv untuk pertama kalinya, menewaskan seorang pria dan melukai empat orang.
Mengenal Houthi
Mengutip Reuters dan wilsoncenter.org, berikut penjelasan mengenai kelompok Houthi dan mengapa mereka bergabung dalam perang Israel-Hamas-Hizbullah.
Houthi adalah sebuah gerakan Syiah Zaidi yang memerangi pemerintah Yaman, yang mayoritas Sunni, sejak tahun 2004.