TRIBUNNEWS.COM - Angkatan Udara Israel menyerang pembangkit listrik dan pelabuhan yang digunakan oleh Houthi di Yaman barat, ujar Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada hari Minggu (29/9/2024), DW melaporkan.
"Dalam operasi udara skala besar hari ini, puluhan pesawat Angkatan Udara, termasuk jet tempur, pesawat pengisian bahan bakar, dan pesawat pengintai, menyerang target penggunaan militer Houthi di wilayah Ras Issa dan Hodeida di Yaman," kata juru bicara militer Kapten David Avraham.
Buntut serangan Israel itu, 4 orang tewas di kota pelabuhan Hodeidah, kata Kementerian Kesehatan Yaman yang dipimpin Houthi.
Sebanyak 29 orang terluka, tambah kementerian tersebut.
Kantor berita Reuters melaporkan serangan tersebut menyebabkan pemadaman listrik di sebagian besar wilayah Hodeidah.
Kantor berita AP, mengutip pejabat media Houthi Nasruddin Ammer, mengatakan bahwa kelompok tersebut mengambil tindakan pencegahan sebelum serangan dan mengosongkan tempat penyimpanan minyak di pelabuhan.
Lebanon Juga Diserang
Sementara itu, Israel melancarkan serangan udara di dekat persimpangan Kola di pusat Kota Beirut pada Senin (30/9/2024) dini hari.
Dilansir The Guardian, ini adalah pertama kalinya Israel menyerang Beirut selain di pinggiran selatan Lebanon sejak perang dimulai.
Suara ledakan terdengar di seluruh kota.
Baca juga: Menlu Retno Marsudi: Lebanon Telah Dijadikan Gaza Baru oleh Israel
Persimpangan Kola merupakan titik acuan populer di Beirut, tempat taksi dan bus berkumpul untuk menjemput penumpang.
Gambar awal dari lokasi serangan menunjukkan dua lantai gedung apartemen hancur total.
Sebuah video menunjukkan orang-orang berlarian ke arah gedung, dan sesosok tubuh yang hancur tergeletak di trotoar di luar gedung, tampaknya terlempar karena kekuatan ledakan.
Sebelum serangan Senin pagi, Israel telah membatasi serangannya di ibu kota Lebanon ke pinggiran selatannya.
Serangan udara itu menimbulkan keraguan mengenai wilayah mana di Beirut yang masih aman dari perluasan operasi udara Israel.
100 Orang Tewas dalam 24 Jam Terakhir
Lebih dari 100 orang tewas di Lebanon akibat serangan Israel dalam 24 jam terakhir.
Dalam pembaruan yang dirilis pada Senin pagi, Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan bahwa 105 orang tewas sementara 359 lainnya terluka.
Serangan mematikan Israel yang terjadi dalam 24 jam terakhir terjadi di kota-kota dan desa-desa di Lebanon selatan, Bekaa, Baalbek-Hermel, dan pinggiran selatan Beirut.
Arab Saudi mengatakan kedaulatan Lebanon harus dipertahankan
Sementara itu, Arab Saudi telah menekankan "perlunya menjaga kedaulatan dan integritas teritorial Lebanon".
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Minggu di tengah serangan udara mematikan Israel, Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan bahwa mereka mengikuti dengan penuh perhatian perkembangan yang terjadi di Lebanon.
Kementerian tersebut menambahkan bahwa mereka menegaskan dukungannya bagi rakyat Lebanon dan perlunya konsekuensi kemanusiaan.
Mereka juga mengatakan saat ini sedang mengoordinasikan upaya untuk memberikan bantuan dan pertolongan kepada rakyat Lebanon.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Minggu bahwa ia akan berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan percaya bahwa perang habis-habisan di Timur Tengah harus dihindari.
"Itu harus terjadi," kata Biden kepada wartawan saat ia menaiki Air Force One menuju Washington, Minggu.
"Kita benar-benar harus menghindarinya."
Biden tidak mengatakan kapan ia berencana untuk berbicara dengan Netanyahu.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)