News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Beri Sinyal Sasaran Berikutnya, Netanyahu Sebut Perubahan Iran Akan Datang Lebih Cepat dari Dugaan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, berdiri di depan drone Hermes 900 saat menyampaikan pidato selama kunjungannya ke pusat kendaraan udara tak berawak (UAV) Israel, di Pangkalan Udara Palmachim dekat kota Rishon LeZion.

TRIBUNNEWS.COM - Kekhawatiran bahwa Israel sedang merencanakan eskalasi lain dalam perang multi-front di Timur Tengah meningkat pada Senin (30/9/2024), ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan pidato yang ditujukan kepada rakyat Iran.

Netanyahu bersumpah, Iran akan segera "bebas" dari kepemimpinan mereka saat ini.

Berbicara dalam bahasa Inggris, Netanyahu menuduh para penguasa teokratis Iran telah menjerumuskan wilayah tersebut ke dalam kegelapan.

"Ketika Iran akhirnya bebas, dan momen itu akan datang jauh lebih cepat daripada yang dipikirkan orang, semuanya akan berbeda," katanya.

"Ketika hari itu tiba, jaringan yang dibangun rezim di lima benua akan bangkrut dan dibubarkan," klaim Netanyahu.

Ia menambahkan Iran kemudian akan berkembang pesat seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Para pengamat menyebut pernyataan seperti itu, di mana pemimpin sayap kanan Israel seolah ingin menyelamatkan kelompok tertentu, justru akan menyerang mereka, dilansir Common Dreams.

"Ia mengunggah 'pidato' berbahasa Inggris kepada orang-orang Gaza dan Lebanon tepat sebelum mengebom mereka," kata reporter Zeteo News, Prem Thakker, di media sosial.

Trita Parsi, wakil presiden eksekutif Quincy Institute, lembaga pemikir kebijakan luar negeri yang berbasis di AS, memberikan komentar serupa.

Pakar tanggapi pidato Netanyahu tentang Iran (Screenshot X)

"Netanyahu berbicara kepada rakyat Iran - dalam bahasa Inggris dan dengan teks terjemahan bahasa Inggris. Ia punya kebiasaan berpura-pura berbicara kepada rakyat negara yang akan dibomnya selanjutnya," tulis Parsi di X.

Dalam beberapa minggu terakhir, Israel telah menyerang Iran, Lebanon, Suriah, Yaman, Tepi Barat, dan Gaza.

Baca juga: Netanyahu: Tidak Ada Tempat di Timur Tengah yang Tidak Dapat Dijangkau Israel

Lebih dari 147.000 warga Palestina telah terbunuh atau terluka oleh pasukan Israel di Gaza.

Ribuan orang lainnya tewas atau terluka di Lebanon.

Pada Jumat (27/9/2024), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan menggunakan bom seberat 2.000 pon yang dipasok AS untuk membunuh para pemimpin Hizbullah, termasuk Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah bersama seorang jenderal Iran, dan sejumlah warga sipil yang tidak diketahui jumlahnya di pinggiran selatan Beirut yang padat penduduk.

Israel sudah menyerang Iran, membunuh pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada tanggal 31 Juli. 

Israel juga mengebom konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada bulan April, menewaskan tujuh orang termasuk diplomat dan komandan senior Korps Garda Revolusi Islam Jenderal Mohammad Reza Zahedi.

"Tidak ada tempat di Timur Tengah yang tidak dapat dijangkau Israel," kata Netanyahu dengan nada mengancam dalam pidatonya pada hari Senin (30/9/2024).

Invasi Darat Lebanon

Pekerja pertahanan sipil menggali reruntuhan bangunan di lokasi serangan udara Israel semalam yang menargetkan lingkungan di kota timur Baalbek pada tanggal 30 September 2024. (Photo by AFP) (AFP/-)

Pidato Netanyahu disampaikan bersamaan dengan tank-tank IDF berkumpul di sepanjang perbatasan Israel dengan Lebanon, memicu kekhawatiran akan kemungkinan invasi darat.

Berbicara kepada sejumlah pasukan IDF di dekat perbatasan Lebanon, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan untuk memastikan kembalinya masyarakat utara Israel, ia akan mengerahkan seluruh kemampuan, termasuk para tentara.

Ratusan ribu warga Israel dan Lebanon mengungsi dari rumah mereka karena pertempuran lintas perbatasan antara IDF dan Hizbullah.

Hizbullah mulai menyerang Israel dengan roket, drone, dan senjata lainnya sebagai bentuk solidaritas dengan Gaza setelah serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober dan pembalasan besar-besaran Israel.

Sementara itu, dikutip dari The New Arab, Israel saat ini tengah melakukan operasi darat terbatas yang menargetkan Hizbullah di wilayah tetangga Lebanon, kata Departemen Luar Negeri AS pada hari Senin.

"Inilah yang mereka informasikan kepada kami bahwa mereka tengah melakukan operasi terbatas yang menargetkan infrastruktur Hizbullah di dekat perbatasan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller, kepada wartawan.

Sementara itu, militer Lebanon tengah memindahkan pasukannya dari perbatasan selatan, kata seorang pejabat militer Lebanon kepada AFP, tak lama setelah pengumuman AS, Israel tengah melakukan operasi darat terbatas di Lebanon.

Tentara Lebanon tengah menempatkan kembali dan menyusun kembali pasukannya dari perbatasan selatan, kata pejabat tersebut, yang meminta identitasnya dirahasiakan untuk membahas masalah-masalah sensitif.

Baca juga: Kabinet Israel Setujui Langkah IDF Lakukan Operasi Darat ke Lebanon

Kata Joe Biden

Ketika ditanya dalam konferensi pers, Senin, apakah dirinya nyaman dengan invasi Israel ke Lebanon, Presiden AS, Joe Biden, mengatakan: 

"Saya nyaman dengan penghentian invasi itu. Kita harus melakukan gencatan senjata sekarang."

Pemerintahan Joe Biden telah memberi perlindungan diplomatik dan senjata bernilai miliaran dolar kepada Israel.

Israel pernah menginvasi Lebanon pada tahun 1978, 1982, dan 2006, menewaskan dan melukai puluhan ribu warga sipil. 

Pasukan Israel menduduki Lebanon selatan dari tahun 1982 hingga 2000.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini