TRIBUNNEWS.COM - Pada Minggu, 29 September 2024, Angkatan Udara Israel, berkoordinasi dengan Pusat Komando Amerika Serikat (US CENTCOM), melancarkan sekitar 10 serangan udara di Al Hudaydah, Yaman Utara.
Serangan itu menargetkan pelabuhan, penyimpanan minyak, pembangkit listrik setempat dan bandara.
5 orang meninggal dunia dan 45 orang luka-luka karenanya.
Semuanya korban merupakan warga lokal Yaman.
Berdasarkan informasi yang diterima dari Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Yaman 2024-2025, Sholahuddin Al Ayubi, hingga saat ini tidak ada laporan korban dari Warga Negara Indonesia (WNI) di wilayah tersebut.
Jumlah WNI yang berada di Yaman saat ini tercatat sekitar 4.903 orang.
Mayoritas WNI dan pelajar Indonesia berada di wilayah Yaman Selatan, seperti Provinsi Hadramaut (Tarim, Seiwun, Mukalla, Syihir), serta beberapa di Provinsi ‘Adn.
Situasi di wilayah Selatan dilaporkan aman dan kondusif, tanpa adanya dampak dari serangan roket yang terjadi di Yaman Utara.
Kondisi WNI dan Pelajar Indonesia di Yaman
PPI Yaman kini sedang mengumpulkan informasi lebih lanjut terkait situasi di Al Hudaydah.
Apabila keadaan memburuk atau terdapat korban dari kalangan WNI, langkah evakuasi akan segera diambil dengan tujuan wilayah yang lebih aman, seperti Oman atau Yaman Selatan.
Keamanan dan Kondisi di Yaman Selatan
Kondisi di Yaman Selatan, khususnya di Provinsi Hadramaut, masih terkendali.
Pemeriksaan keamanan dilakukan secara ketat oleh militer Yaman (askar) di setiap titik pemeriksaan, namun warga sipil, termasuk WNI, tidak diperiksa dengan ketat.
Tidak ada ledakan atau getaran yang dirasakan di Yaman Selatan sebagai akibat dari serangan di Yaman Utara.
Sebelumnya, wilayah Yaman Selatan pernah mengalami konflik bersenjata pada tahun 2014 yang mengakibatkan evakuasi besar-besaran WNI.