News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Netanyahu: Tidak Ada Tempat di Timur Tengah yang Tidak Dapat Dijangkau Israel

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cuplikan video Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu saat presentasi dalam konferensi pers pada Senin (2/9/2024), ia menggunakan peta Israel tanpa memperlihatkan Tepi Barat sebagai wilayah negara Palestina. - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu menyebut kalau tidak ada tempat di Timur Tengah yang tidak terjangkau oleh Israel, Senin (30/9/2024).

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu membuat peringatan baru kepada Iran pada hari Senin (30/9/2024) kemarin.

Dengan tegas, Netanyahu menyebut kalau tidak ada tempat di Timur Tengah yang tidak terjangkau oleh Israel.

Dikutip dari Al Arabiya, pernyataan ini dikeluarkan di tengah serentetan serangan Israel terhadap Hizbullah di Lebanon.

Dalam sebuah pernyataan video yang dibuat dalam bahasa Inggris, Netanyahu berbicara kepada rakyat Iran dan memperingatkan bahwa pemerintah Iran membawa rakyatnya "semakin dekat ke jurang."

"Dengan setiap momen yang berlalu, rezim membawa Anda -- rakyat Persia yang mulia -- semakin dekat ke jurang," kata Netanyahu.

"Tidak ada tempat di Timur Tengah yang tidak dapat dijangkau Israel," tambah PM Israel tersebut.

Melalui pidato itu pula, Netanyahu memperingatkan rakyat Iran kalau "rezim mereka menjerumuskan wilayah kita lebih dalam ke dalam kegelapan dan lebih dalam ke dalam perang."

Namun, Netanyahu juga menyatakan harapan untuk masa depan "ketika Iran akhirnya bebas", dengan mengatakan bahwa itu akan "datang jauh lebih cepat daripada yang dipikirkan orang."

"Semuanya akan berbeda," katanya. "Kedua negara kita, Israel dan Iran, akan berdamai. Iran akan berkembang pesat seperti sebelumnya."

Komentar Netanyahu muncul beberapa jam setelah juru bicara kementerian luar negeri Iran mengatakan negara itu tidak memiliki rencana untuk mengirim pejuangnya untuk secara langsung menghadapi Israel.

"Tidak perlu mengirim pasukan tambahan atau sukarelawan dari Republik Islam Iran," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Nasser Kanani.

Kanani menambahkan bahwa Lebanon dan para pejuang di wilayah Palestina "memiliki kemampuan dan kekuatan untuk mempertahankan diri dari agresi."

Baca juga: Mantan Saingan Netanyahu, Gideon Saar Gabung dengan Kabinet Israel

Israel dalam beberapa hari terakhir telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon terhadap "Poros Perlawanan", jaringan kelompok militan yang berpihak pada Iran di wilayah tersebut, termasuk di Suriah, Yaman, dan Irak.

Netanyahu sebelumnya sempat menyatakan jika pasukan militernya bakal terus berperang dengan milisi Hizbullah yang dianggapnya sebagai kelompok teror.

Melalui unggahan X milik Netanyahu, disebutkan bahwa untuk mempercepat serangan, PM Israel itu memerintahkan militer untuk terus menyerang Lebanon dengan kekuatan penuh.

Pernyataan itu diunggah di akun media sosial X milik Benjamin Netanyahu,

"Berita tentang gencatan senjata tidak benar," tegas Netanyahu di X, Kamis (26/9/2024), lapor The Times of israel.

Tewasnya Petinggi Hizbullah

Serangan Israel di Beirut hari Jumat (27/9/2024), menewaskan Hassan Nasrallah, kepala kelompok militan Lebanon, Hizbullah, yang telah dipersenjatai dan dibiayai oleh Republik Islam selama bertahun-tahun.

Iran juga telah berjanji untuk membalas pembunuhan Abbas Nilforoushan, seorang komandan tinggi Pasukan Quds, sayap operasi luar negeri Korps Garda Revolusi Islam Iran, yang tewas bersama pemimpin Hizbullah pada hari Jumat (27/9/2024)

Sebelumnya pada hari Senin (30/9/2024), Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengunjungi kantor Hizbullah di Teheran "untuk memberi penghormatan" kepada Nasrallah, menurut situs web pemerintah.

Pemimpin tertinggi Ali Khamenei -- yang memegang keputusan akhir dalam semua masalah negara di Iran -- telah bersumpah bahwa kematian Nasrallah "tidak akan sia-sia."

Khamenei mengatakan Israel "terlalu lemah untuk menyebabkan kerusakan signifikan pada pembangunan kokoh Hizbullah di Lebanon"dan menyerukan "Poros Perlawanan" untuk berdiri bersama Hizbullah.

"Lebanon akan membuat agresor dan musuh jahat menyesal," katanya.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini