Pasukan Israel Serbu Lebanon Selatan, Bagaimana Nasib WNI dan Ribuan Prajurit TNI di UNIFIL?
TRIBUNNEWS.COM - Perang terbuka di Lebanon antara pasukan Hizbullah dan Tentara Israel yang pecah 2006 silam kembali terjadi per Selasa (1/10/2024).
Hal itu seiring pernyataan Militer Israel (IDF) yang mengumumkan kalau mereka melancarkan operasi 'Northern Arrow' dengan misi memukul mundur pasukan Hizbullah dan memulangkan pengungsi Yahudi ke rumah-rumah mereka di pemukiman wilayah utara pendudukan Israel.
Baca juga: Pasukan IDF Menyerang Masuk Lewat Invasi Darat, Tentara Lebanon Dukung Hizbullah atau Israel?
Dalam pernyataannya itu, IDF mengumumkan wilayah-wilayah mereka yang berstatus menjadi daerah operasi militer tertutup, serta sejumlah wilayah di pinggiran Lebanon Selatan yang menjadi sasaran serangan karena dinilai sebagai sarang infrastruktur Hizbullah.
Pecahnya perang kali ini menimbulkan kekhawatiran akan nasib ribuan prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) UNIFIL di Lebanon Selatan.
Kecemasan akan keselamatan personel TNI di Lebanon ini diutarakan langsung Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi dalam pernyataan di Sidang Majelis Umum PBB di New York, Selasa (24/9/2024) pekan lalu saat Israel mulai melancarkan bombardemen dahsyat ke wilayah tersebut per Senin (23/9/2024).
Retno mengatakan, prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL saat ini ada sebanyak 1.232 personel.
Dalam Sidang Majelis Umum PBB tersebut, Menlu Retno mendesak seluruh pihak yang berkonflik menghormati keselamatan para penjaga perdamaian.
"Indonesia juga mendesak penghormatan terhadap keselamatan para peacekeeper UNIFIL di Lebanon. Saat ini Indonesia memiliki 1.232 personil di UNIFIL," kata Retno dalam pernyataan di Sidang Majelis Umum PBB di New York, Selasa (24/9).
Keterlibatan TNI di UNIFIL
Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha, dikutip dari Antara, menyatakan Prajurit TNI yang bertugas di Lebanon, tersebar di berbagai satuan UNIFIL, di antaranya Maritime Task Force (MTF), Satgas Batalyon Mekanis TNI (INDOBATT), dan Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU).
Mereka juga ditugaskan di Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital.
Sebagian besar prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL beroperasi di darat, sedangkan Satgas MTF menjalankan tugasnya di laut.
UNIFIL atau United Nations Interim Force in Lebanon adalah pasukan perdamaian yang lahir dari Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB No 425 dan 426 pada tanggal 19 Maret 1978.
Pasukan TNI Indonesia yang tergabung dalam UNIFIL bertugas memastikan penarikan mundur militer Israel dari Lebanon sekaligus menjaga perdamaian di sana.