News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Banyak yang Stres di Israel, Penjualan Obat Penenang di Sana Meningkat 204 Persen Sejak Oktober Lalu

Editor: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang tentara Israel menyandarkan kepalanya di laras senapan howitzer artileri gerak sendiri ketika tentara Israel mengambil posisi di dekat perbatasan dengan Gaza di Israel selatan pada 9 Oktober 2023. Terkejut dengan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayahnya, Israel yang berduka telah memperhitungkan lebih dari 1000 orang tewas dan melancarkan rentetan serangan di Gaza yang telah meningkatkan jumlah korban tewas di sana menjadi 493 menurut para pejabat Palestina. (JACK GUEZ / AFP)

Banyak yang Stres di Israel, Penjualan Obat Penenang di Sana Meningkat 204 Persen sejak Oktober lalu

TRIBUNNEWS.COM- Penjualan obat penenang di Israel telah meningkat secara signifikan sejak Oktober lalu, ungkap sebuah kelompok penelitian. Menurut Kahn-Sagol-Maccabi (KSM).

Jika dibandingkan dengan Perang Lebanon Kedua pada tahun 2006, yang menyaksikan peningkatan pembelian obat anti-kecemasan sebesar 27 persen, telah terjadi peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya sebesar 204 persen dalam penjualan obat penenang sejak 7 Oktober 2023.

Padahal pada tahun 2006 peningkatan penjualan obat penenang sebagian besar terlihat di wilayah utara Palestina yang diduduki, pusat penelitian melaporkan bahwa peningkatan selama dua belas bulan terakhir telah terlihat di seluruh wilayah pendudukan Israel.

Dijelaskan bahwa studi retrospektif tersebut dilakukan dengan persetujuan Komite Helsinki dengan data anonim dari lebih dari satu juta anggota Maccabi yang berusia di atas 21 tahun, sebagai studi kasus tentang kondisi lingkungan dan dampaknya terhadap stres pribadi. 

Studi tersebut mengamati karakteristik sosio-demografis seperti usia, jenis kelamin, area tempat tinggal, dan status sosial-ekonomi, serta membahas pola penggunaan obat selama 19 tahun terakhir, termasuk 7 Oktober, dengan memeriksa jumlah pembelian obat anti-kecemasan.

Studi tersebut menunjukkan bahwa risiko pembelian obat penenang jangka pendek selama operasi keamanan adalah 14 persen lebih tinggi daripada pada waktu normal. 

Selama Perang Lebanon Kedua, pembelian obat penenang di kalangan penduduk di wilayah utara adalah 39 persen lebih tinggi daripada di kalangan penduduk di wilayah tengah.

Selama operasi militer di selatan, terjadi peningkatan 18 persen dalam pembelian obat anti-kecemasan dibandingkan dengan penduduk daerah pusat.

 

SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini